Bagikan:

JAKARTA - Di tengah momen Ramadan, yang identik dengan peningkatan konsumsi dan pembiayaan, platform fintech lending AdaKami justru tidak melihat lonjakan yang signifikan terhadap jumlah pinjaman daring di platformnya.

Brand Manager AdaKami Jonathan Kriss mengungkapkan bahwa hal tersebut selaras dengan prinsip AdaKami yang menekankan kehati-hatian dalam menyalurkan pinjaman dana kepada peminjam.

Menurutnya, perusahaan kini tidak lagi mengejar angka penyaluran terbesar atau jumlah pengguna terbanyak, melainkan lebih fokus pada kualitas pendanaan yang disalurkan.

"AdaKami tidak ada lonjakan yang signifikan, selama Ramadan. Karena memang balik lagi, kami sudah tidak lagi berlomba siapa yang disburse paling besar, siapa yang punya user paling banyak. Tapi fokus kami adalah, prinsip kehati-hatian," ujar Jonathan pada Selasa, 22 April di Jakarta.

Selain itu, AdaKami juga fokus untuk mempertahankan nilai tingkat keberhasilan bayar (TKB90) nasabah yang kini mencapai 99,82 persen. Yang artinya, hampir seluruh peminjam AdaKami mampu melunasi tunggakan pinjaman dalam jangka Waktu 90 hari.

"Karena yang lebih penting daripada lonjakan dibursement adalah, apakah AdaKami mampu mempertahankan nilai tingkat keberhasilan bayar 90 hari. Kalau teman-teman lihat, nilai kami di 99,82 persen, itu nilainya luar biasa," tambahnya.

Menurut Jonathan, pencapaian tersebut merupakan hasil dari proses menyeluruh mulai dari seleksi pengguna hingga penerapan sistem e-KYC (electronic Know Your Customer) yang ketat.

Ia menegaskan bahwa Proses e-KYC menjadi penentu utama dalam menilai kelayakan pengguna mendapatkan limit pinjaman tertentu.

"e-KYC itu menjadi kunci utama. Kita menentukan seseorang ini sebenarnya layak nggak sih mendapatkan limit tertentu, kira-kira dia mampu nggak sih mendapatkan pendanaan dengan nilai sekian, yang pada akhirnya akan terefleksikan pada nilai TKB 90 persen," tandas Jonathan.