Bagikan:

JAKARTA - Penulis buku keuangan Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, kembali membuat prediksi kontroversial mengenai pasar saham dan kripto. Ia memperingatkan bahwa pasar saham akan mengalami crash terbesar dalam sejarah pada Februari 2025. Prediksi ini bukan kali pertama dilontarkan Kiyosaki, sebelumnya ia juga menyampaikannya dalam bukunya "Rich Dad's Prophecy" pada tahun 2013.

Di tengah pesimismenya terhadap pasar saham, Kiyosaki justru menunjukkan optimisme terhadap Bitcoin (BTC). Ia percaya bahwa kejatuhan pasar saham akan memicu perpindahan modal besar-besaran ke aset-aset seperti Bitcoin, emas, dan perak.

"Kabar baiknya, saat market crash, segala sesuatu akan dijual murah. Mobil dan rumah sedang diskon sekarang. Kabar lebih baiknya – miliaran dolar akan keluar dari pasar saham dan obligasi dan beralih ke Bitcoin. Bitcoin akan meledak. Naiklah ke kapal selagi bisa," tulis Kiyosaki kepada 2,7 juta pengikutnya di platform media sosial X pada 27 Januari lalu.

Keyakinan Kiyosaki didasarkan pada dua prinsip ekonomi, yaitu Hukum Gresham dan Hukum Metcalfe. Hukum Gresham menyatakan bahwa "uang jahat mengusir uang baik". Menurut Kiyosaki, aset-aset berharga seperti emas, perak, dan Bitcoin selama ini "bersembunyi" dari dolar AS yang dianggapnya tidak bernilai. Namun, kini aset-aset tersebut mulai kembali dilirik.

Sementara itu, Hukum Metcalfe menyatakan bahwa nilai sebuah jaringan sebanding dengan kuadrat jumlah penggunanya. Kiyosaki berpendapat, semakin banyak orang yang menggunakan Bitcoin, maka nilai dan kekuatan jaringan ini akan semakin meningkat.

Kiyosaki bahkan memprediksi harga Bitcoin dapat mencapai 300.000 dolar AS (sekitar Rp4,86 miliar) pada Maret 2024. Saat ini, berdasarkan data CoinMarketCap, harga Bitcoin berada di kisaran 102.123,46 dolar AS (Rp1,65 miliar) dengan kapitalisasi pasar mencapai 2,02 triliun dolar AS (Rp32.724 triliun).