JAKARTA - Penambangan Bitcoin (BTC) telah menjadi salah satu sektor yang menggiurkan banyak perusahaan di seluruh dunia. Salah satu pemain anyar yang terjun ke industri ini adalah Cango Inc., perusahaan dealer mobil asal Shanghai.
Pada November 2024, Cango mengumumkan akuisisi kapasitas hash sebesar 32 exahashes per detik (EH/s) senilai 256 juta dolar AS (sekitar Rp4,15 triliun) dari Bitmain Technologies. Langkah ini menjadikan Cango sebagai salah satu pemain utama di industri penambangan Bitcoin global.
Cango berhasil menambang 363 BTC pada bulan November 2024, dengan nilai sekitar 36 juta dolar AS (Rp583,2 miliar), tanpa harus menjual aset apapun. Laporan dari The MinerMag menyebutkan bahwa Cango kini menempati posisi kelima sebagai penambang Bitcoin publik terbesar berdasarkan kapasitas hash yang terealisasi.
Tidak hanya itu saja, Cango juga menempati posisi ketiga terbesar berdasarkan kapasitas hash yang digunakan. Cango berkontribusi sekitar 4% dari total Bitcoin yang ditambang di seluruh dunia, prestasi luar biasa bagi perusahaan yang baru terjun ke sektor ini.
BACA JUGA:
Keputusan Cango untuk memasuki industri penambangan Bitcoin terjadi setelah mengakuisisi fasilitas penambangan yang beropreasi di luar China.
Perusahaan ini membeli perangkat penambang dari Bitmain dan menempatkannya di fasilitas penyedia layanan di Amerika Serikat, kemungkinan di Georgia, melalui perjanjian kolokasi selama 18 bulan. Ini memungkinkan Cango untuk menghindari pembukaan pusat data sendiri, mengingat larangan penambangan kripto di China sejak 2021.
Cango berencana untuk menambah kapasitas hash sebesar 18 EH/s dengan membeli perangkat dari Golden TechGen, perusahaan yang dipimpin oleh mantan CFO Bitmain, Max Hua.
Kesepakatan yang diharapkan selesai pada Maret 2025 ini akan melibatkan penerbitan saham senilai 144 juta dolar AS (Rp2,33 triliun). Jika tercapai, kapasitas hash total Cango akan mencapai 50 EH/s, setara dengan pemimpin industri seperti Marathon Digital Holdings.