JAKARTA – RTFKT, studio non-fungible token (NFT) viral yang dimiliki oleh Nike, resmi akan berhenti beroperasi pada Januari 2025 mendatang. Sebagai penutupan perjalanan mereka, RTFKT akan merilis koleksi terakhir yang diberi nama "BLADE DROP", yang dijadikan sebagai penghormatan terhadap warisan inovasi mereka dalam menggabungkan teknologi dan kultur saat ini.
Melalui pengumuman yang disampaikan pada 2 Desember, RTFKT menyatakan bahwa transisi ini merupakan langkah menuju perubahan, dari sebuah studio yang aktif menghasilkan NFT menjadi "artefak dari revolusi budaya".
Meski demikian, perusahaan tidak memberikan informasi lebih lanjut mengenai langkah-langkah yang akan mereka ambil setelah penutupan tersebut. RTFKT juga berencana untuk meluncurkan situs web baru yang akan menampilkan hasil karya mereka serta melestarikan warisan seni digital yang telah diproduksi dalam beberapa tahun ini.
BACA JUGA:
Dikenal sebagai pelopor di dunia NFT, RTFKT didirikan pada 2020 oleh Benoit Pagotto, Chris Le, dan Steven Vasilev, dan telah berhasil mengumpulkan dana investasi sebesar $8 juta (sekitar Rp126,4 miliar) dari berbagai investor, termasuk Andreessen Horowitz.
Pada 2021, Nike mengakuisisi studio ini dengan jumlah yang dirahasiakan. Sejak saat itu, RTFKT berhasil meraih pendapatan total sebesar 49,82 juta dolar AS (sekitar Rp787,5 miliar), sebagian besar berasal dari royalti yang mencapai lebih dari 45 juta dolar AS (sekitar Rp711 miliar).
Koleksi NFT mereka, seperti CloneX dan MNLTH, berhasil meraih popularitas besar, menghasilkan royalti hingga 30 juta dolar AS (sekitar Rp474 miliar). Walaupun pasar NFT menunjukkan tanda-tanda pemulihan dengan penjualan pada November mencapai 561,9 juta dolar AS (sekitar Rp8,86 triliun), keputusan untuk berhenti beroperasi tersebut diperkirakan terkait dengan penurunan pasar NFT setelah masa puncaknya pada 2021-2022.