JAKARTA - Platform Pump.fun, yang berbasis di ekosistem Solana, tengah menjadi sorotan tajam setelah maraknya konten berbahaya dan tidak pantas di fitur livestream milik platform generator memecoin Solana tersebut.
Dalam dua pekan terakhir, platform ini mencatat volume perdagangan senilai 3,9 miliar dolar AS (Rp61,62 triliun) dan meluncurkan hampir 4 juta token, dengan 16.500 token baru diluncurkan setiap harinya. Namun, keberhasilan ini dibayangi oleh laporan eksploitasi konten, termasuk ancaman kekerasan, pornografi, hingga aksi ekstrem demi menaikkan nilai token.
Kontroversi Pengguna Pump.fun
Fitur livestream yang awalnya dimaksudkan untuk mendukung inovasi justru berubah menjadi sarana eksploitasi. Laporan mengungkapkan kasus ancaman bunuh diri jika kapitalisasi pasar token tidak tercapai hingga aksi ekstrem seperti penembakan senjata saat token mencapai nilai tertentu. Tak pelak, Pump.fun menghadapi kritik tajam dari masyarakat yang mendesak regulasi ketat hingga penghentian platform ini.
BACA JUGA:
Eksekutif Pump.fun, Alon, menyatakan bahwa moderasi konten tetap menjadi prioritas, meskipun diakui sulit untuk mengawasi ribuan token yang diciptakan setiap hari. Ia menegaskan timnya bekerja tanpa henti untuk menindak konten tidak pantas. "Kami mendukung kebebasan berekspresi, tetapi tanggung jawab kami adalah memastikan pengguna tidak menghadapi konten yang berbahaya," jelasnya.
Dampaknya pada Ekosistem Solana
Pump.fun kini menyumbang lebih dari separuh transaksi bulanan di jaringan Solana, sehingga keberlanjutannya menjadi penting bagi ekosistem tersebut. Namun, jika isu ini tidak segera ditangani, Solana bisa menghadapi risiko jangka panjang, termasuk tekanan regulasi yang lebih ketat. Analis menyebut situasi ini mengingatkan pada era boom ICO 2018 dan mania NFT 2021, yang meskipun menghasilkan inovasi besar, juga diwarnai oleh maraknya penipuan dan konten kontroversial.
Dengan perhatian regulator yang semakin tajam terhadap aset kripto, masa depan Pump.fun dan pengaruhnya terhadap Solana menjadi tanda tanya besar. Apakah platform ini mampu bertahan atau justru akan menghadapi nasib serupa seperti proyek kontroversial lainnya, hanya waktu yang bisa menjawab.