JAKARTA - Ketika banyak negara yang melakukan lock down atau karantina wilayah karena penyebaran COVID-19. Masyarakat pun tak bisa lagi beraktivitas di luar rumah, alhasil hanya media sosial yang bisa digunakan agar tetap saling berinteraksi satu dengan lainnya.
Melansir Tech Crunch, lembaga riset Kantar mengungkapkan banyaknya aktivitas pengguna media sosial selama beraktivitas di rumah. Setidaknya ada peningkatan lebih dari 25.000 pengguna baru aplikasi pesan instan WhatsApp dalam beberapa pekan terakhir.
Untuk diketahui, survei yang dilakukan pada 14 hingga 24 Maret. Selama itu anak perusahaan Facebook ini secara keseluruhan mengalami peningkatan trafik WhatApp sebanyak 40 persen dan trafik tertingginya terjadi di Spanyol.
BACA JUGA:
Secara global, kenaikan trafik penggunaan WhatsApp melonjak ke angka 51 persen di sejumlah negara yang mulai memberlakukan kebijakan karantina wilayah. Dalam postingan Facebook newsroom, pihaknya berjanji akan meningkatkan kualitas jaringan untuk akses sosial medianya di beberapa negara yang terkena dampak coronavirus.
Terlebih saat ini, banyak pengguna Facebook yang memanfaatkan layanan Messenger untuk berkirim pesan suara maupun video. Hal serupa juga dialami Instagram selama dua pekan terakhir yang mengalami kenaikan trafik.
Dalam laporan Klear, sekiranya 6,1 kali unggahan story dalam satu hari yang dilakukan pengguna Instagram. Bahkan tagar-tagar baru untuk menambah ragam aktivitas dari unggahan Instagram juga ikut meningkat sebanyak 21 persen.
"Pertumbuhan penggunaan saat wabah COVID-19 belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh industri, dan kami mengalami rekor baru dalam penggunaan hampir setiap hari," kutip VOI dari laporan Klear.
Platform media sosial yang berada di bawah Facebook ini pun menjadi satu-satunya alternatif warganet agar tetap saling berinteraksi, satu dan lainnya. Di sisi lain, sektor bisnis Facebook terpaksa merugi untuk waktu yang tak ditentukan.
"Kami tidak memonetisasi banyak layanan di mana kami melihat peningkatan keterlibatan, dan kami telah melihat melemahnya bisnis iklan kami di negara-negara yang mengambil tindakan agresif untuk mengurangi penyebaran COVID-19," kata pihak platform berlogo biru itu.
An update on the work we're doing with health authorities to connect people with accurate information and limit the spread of misinformation on COVID-19: https://t.co/nqTF751bOU pic.twitter.com/QtGIjidO0Z
— Facebook (@Facebook) March 25, 2020
Selain itu, Facebook juga menghadapi tantangan besar dalam menjaga stabilitas lonjakan trafik, ketika banyak pegawainya yang harus bekerja dari rumah. Apalagi masih banyak kabar hoaks dan disinformasi yang masih beredar di platformnya.
Agar lonjakan trafik ini tidak membebani penggunaan internet, Facebook terpaksa menurunkan kualitas video yang diunggahnya ke platformnya. Hal tersebut terpaksa dilakukan untuk mengurangi penggunaan bandwidth dan ketegangan jaringan internet yang melonjak di banyak negara.
Hal serupa juga dilakukan WhatsApp dengan memotong durasi video pada fitur Statusnya menjadi 15 detik setelah sebelumnya 30 detik. Begitu pula dengan Instagram yang menurunkan kualitas video yang bisa diputar oleh penggunanya.