Bagikan:

JAKARTA - Setelah The Fed memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan di 5,25-5,5 persen, Bitcoin terkoreksi 3 persen dari level harga 66.500 dolar AS (Rp1,07 miliar) ke 64.500 dolar AS atau setara Rp1,04 miliar. 

Senada dengan Bitcoin, beberapa asset kripto lain Ethereum dan Solana pun terlihat turut terkoreksi masing-masing sebesar 2,92 persen dan 3,32 persen, pada saat yang bersamaan.

Merespon kondisi tersebut, Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan situasi ini mengindikasikan menurunnya optimisme dan kepercayaan diri para pelaku pasar secara umum.

Namun, menurut Fahmi, apabila The Fed akan menurunkan suku bunga acuannya pada September, potensi peningkatan aliran dana masuk ke aset kripto, ada kemungkinan besar diiringi dengan tekanan jual yang relatif rendah.

"Setelah pemerintah Jerman selesai melakukan penjualan Bitcoin-nya, tekanan jual yang tersisa untuk dikhawatirkan oleh para pelaku pasar adalah dari kreditur Mt. Gox dan GBTC," jelas Fahmi.

"Pihak lain seperti pemerintah Amerika Serikat yang juga memiliki Bitcoin dalam jumlah besar, relatif belum terlalu memicu kekhawatiran saat ini sebab belum adanya tanda-tanda mereka akan melakukan penjualan signifikan dalam waktu dekat,” sambungnya.

Dengan demikian, menurutnya, apabila sisa tekanan jual dari kreditur Mt.Gox dan investor GBTC dapat diserap oleh pasar sebelum September, maka Bitcoin berpeluang terapresiasi akibat potensi meningkatnya aliran dana masuk ke aset kripto pasca mulai diturunkannya suku bunga.

Namun, Fahmi menegaskan, investor perlu mengingat bahwa berapa basis poin suku bunga akan diturunkan nanti juga akan menjadi variabel yang signifikan yang dapat mempengaruhi potensi besaran dampaknya bagi pasar kripto. 

"Selain itu, outlook kebijakan suku bunga selanjutnya yang akan dipaparkan pada pertemuan The Fed September nanti juga menjadi faktor yang akan sangat diperhatikan oleh para investor, terlebih apabila data perkembangan inflasi masih belum sesuai harapan The Fed," pungkasnya.

“Oleh karena itu, penting bagi investor untuk selalu mengikuti dinamika dan perkembangan yang ada serta memantau portofolionya secara berkala.