JAKARTA - Pakar Kaspersky Digital Footprint Intelligence menganalisis penjualan botnet di dark web dan Telegram, dan menemukan bahwa penyerang dapat memperoleh solusi siap pakai mulai dari 99 dolar AS (Rp1,6 juta).
Botnet merupakan jaringan perangkat yang terinfeksi malware, mulai dari toothbrushes hingga perangkat internet industri canggih yang digunakan untuk mengatur serangan massal otomatis seperti DDoS.
Selain pembelian satu kali, botnet dapat disewa atau diperoleh sebagai kode sumber yang bocor dengan harga simbolis. Dalam beberapa kasus, pengembangan botnet secara khusus juga tersedia.
Kaspersky mengatakan bahwa para penjahat siber biasanya menjualnya kepada penjahat siber lain di pasar bayangan, dengan harga botnet bergantung pada kualitas, tahun ini penawaran terendah dimulai dari 99 dolar AS (Rp1,6 juta) dan tertinggi mencapai 10.000 dolar AS (Rp162 juta).
BACA JUGA:
Tidak hanya dijual, ternyata botnet juga tersedia untuk disewa, dengan harga yang berkisar dari 30 dolar AS (Rp488 ribu) hingga 4,800 dolar AS (Rp78 juta) per bulan.
“Potensi pendapatan dari serangan yang menggunakan botnet untuk disewa atau dijual dapat melebihi biaya terkait,” kata Alisa Kulishenko, analis keamanan di Kaspersky Digital Footprint Intelligence.
Sejak awal tahun 2024, para ahli Kaspersky telah mengamati lebih dari 20 penawaran botnet untuk disewa atau dijual di forum dark web dan saluran Telegram.