Bagikan:

JAKARTA - Elon Musk ingin menggugurkan gugatan oleh mantan pemegang saham Twitter yang mengatakan bahwa ia terlambat mengungkapkan kepemilikan sahamnya di perusahaan media sosial tersebut pada awal tahun 2022. Dalam pengajuan ke pengadilan federal Manhattan pada Rabu malam, 3 Juli,Musk menyatakan bahwa "semua indikasi" menunjukkan bahwa keterlambatannya adalah kesalahan.

Dalam pengajuan tersebut, Musk menyebut tidak masuk akal untuk percaya bahwa ia berniat menipu pemegang saham yang tidak tahu bahwa ia telah mengambil saham 9,2% di Twitter dan kehilangan keuntungan besar karena mereka menjual saham mereka sendiri.

Para investor dalam gugatan class action yang diusulkan mengatakan bahwa Musk dan manajer kekayaannya, Jared Birchall, tahu bahwa aturan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) mengharuskan Musk untuk mengungkapkan bahwa ia telah membeli 5% saham Twitter pada 24 Maret 2022, namun ia menunggu 11 hari lagi.

Para investor mengatakan bahwa ini memungkinkan Musk untuk membeli lebih banyak saham dengan harga murah, menghemat lebih dari  200 juta dolar AS (Rp3,2 triliun). Saham Twitter, yang sekarang dikenal sebagai X, naik 27% pada 4 April 2022 setelah Musk mengungkapkan kepemilikan sahamnya yang sebesar 9,2%.

Musk, yang merupakan orang terkaya di dunia menurut majalah Forbes dan menjalankan perusahaan lain termasuk pembuat mobil listrik Tesla, mengatakan dalam pengajuan tersebut bahwa ia berniat mengungkapkan kepemilikan saham Twitter-nya pada akhir 2022, namun segera mengungkapkannya setelah menyadari bahwa ia salah memahami aturan pengungkapan SEC. "Ini bukan skema untuk menipu," kata Musk. "Semua indikasi—termasuk yang ada dalam pengaduan—menunjukkan kesalahan."

Musk juga membantah klaim investor bahwa seorang bankir Morgan Stanley yang tidak disebutkan namanya membantu merancang strategi perdagangan untuk mengumpulkan saham Twitter tanpa memberi tahu pasar yang lebih luas. Pengacara para investor, yang dipimpin oleh dana pensiun publik Oklahoma, belum memberikan komentar pada Jumat.

Musk akhirnya membeli Twitter yang berbasis di San Francisco seharga  44 miliar dolar AS pada Oktober 2022. SEC juga telah menyelidiki pembelian saham Twitter-nya.

Pada September tahun lalu, Hakim Distrik AS, Andrew Carter, menolak untuk menggugurkan versi sebelumnya dari gugatan tersebut. Ia menemukan bukti bahwa Musk memahami pengungkapan SEC dan bersaksi tentang hal itu di bawah sumpah.