Bagikan:

JAKARTA - Solana, sebuah platform blockchain yang menawarkan kecepatan dan skalabilitas tinggi, mengalami gangguan jaringan pada hari Selasa, 4 Februari 2024. Gangguan ini menyebabkan jaringan Solana berhenti memproses blok baru selama kurang lebih lima jam, dari pukul 10.00 UTC hingga 15.00 UTC. Akibatnya, semua transaksi dan aplikasi yang berjalan di atas jaringan Solana terhenti sementara.

Menurut laporan resmi dari Solana Foundation, penyebab gangguan ini adalah adanya masalah pada loader BPF, sebuah komponen yang bertanggung jawab untuk memuat dan menjalankan program-program pintar di jaringan Solana.

Masalah ini menyebabkan jaringan Solana mengalami peningkatan beban yang luar biasa, mencapai lebih dari 400.000 transaksi per detik (TPS), yang jauh melebihi kapasitas normalnya. Hal ini kemudian memicu kesalahan konsensus, yang mengakibatkan jaringan Solana tidak dapat mencapai kesepakatan tentang urutan transaksi.

Untuk mengatasi masalah ini, para pengembang dan validator Solana harus melakukan restart jaringan dengan menggunakan versi perangkat lunak yang telah diperbaiki. Proses restart ini membutuhkan waktu sekitar empat jam dan melibatkan koordinasi dari lebih dari 1.000 validator yang tersebar di seluruh dunia. Setelah restart selesai, jaringan Solana kembali beroperasi normal dan memproses blok baru.

Gangguan jaringan Solana ini berdampak negatif pada harga koin SOL, yang merupakan mata uang asli dari platform Solana. Menurut data dari CoinMarketCap, harga SOL turun 13,8% dalam 24 jam terakhir, dari 96,32 dolar AS (Rp 1,5 juta) menjadi 83,04 dolar AS (Rp 1,3 juta) pada pukul 16.00 WIB. Harga SOL juga jauh dari level tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada Januari 2024, yaitu 214,22 dolar AS (Rp 3,3 juta). Volume perdagangan SOL juga menurun 34,6% menjadi 3,2 miliar dolar AS (Rp 49,9 triliun) dalam 24 jam terakhir.