JAKARTA – Setelah mengumumkan tanggal peluncuran Vision Pro, headset dengan teknologi komputer spasial, Apple mengajak para pengembang untuk mengirimkan aplikasi ke toko digital App Store.
Aplikasi yang dikirimkan harus kompatibel dengan sistem operasi (OS) visionOS, iPadOS, dan iOS. Jika pengembang sudah memiliki aplikasi yang bekerja di OS iPad dan iPhone, aplikasi ini akan dipublikasikan secara otomatis ke App Store untuk Vision Pro.
Untuk membuat aplikasi yang kompatibel dengan Vision Pro, Apple memberikan panduan berupa alat dan teknologi pada headset baru mereka. Panduan ini bisa digunakan oleh para pengembang untuk mempelajari cara membuat aplikasi dan game di Vision Pro.
Tak hanya memberikan panduan, Apple juga membuat rincian mengenai cara pengembang dalam menjelaskan aplikasi, termasuk dalam menulis nama merek Apple. Para pengembang harus menulis Vision Pro dan visionOS dengan tepat.
Selain membuat aturan penulisan nama, Apple melarang penyebutan aplikasi Vision Pro sebagai headset realitas virtual (VR). Apple mewajibkan para pengembang untuk menyebut aplikasi Vision Pro sebagai bagian dari teknologi komputer spasial.
BACA JUGA:
“Rujuk aplikasi Anda sebagai aplikasi komputasi spasial. Jangan mendeskripsikan pengalaman aplikasi Anda sebagai augmented reality (AR), virtual reality (VR), extended reality (XR), atau mixed reality (MR),” tulis Apple dalam rilis resmi untuk pengembang.
Meski larangan ini cukup membingungkan karena Apple sering menyebut Vision Pro sebagai headset AR dan VR, tampaknya aturan ini merupakan bagian dari branding Vision Pro. Mereka mungkin ingin membedakan Vision Pro dengan headset realitas lainnya.
Sementara itu, Apple juga mengganti nama OS untuk teknologi komputer spasial mereka. Sebelumnya, OS Vision Pro disebut sebagai xrOS oleh para engineer Apple. Namun, Apple memutuskan untuk memakai istilah visionOS secara resmi.