Walau Jumlah Investor Tumbuh Stabil, Nilai Transaksi Kripto Indonesia Alami Penurunan
CEO Tokocrypto, Yudhono Rawis (foto: dok. Tokocrypto)

Bagikan:

JAKARTA - Data terbaru Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat bahwa jumlah investor kripto di Indonesia tumbuh 0,87 persen pada bulan Mei 2023 dengan 17,4 juta orang, dibandingkan dengan 17,25 orang pada bulan April.

Meskipun tren pertumbuhan investor kripto bisa dikatakan meningkat dan tetap positif, penting dicatat bahwa tingkat pertumbuhan tersebut cenderung melambat. 

Namun, perlu diakui bahwa terjadi penurunan nilai transaksi kripto di dalam negeri belakangan ini. Pada Mei 2023, nilai transaksinya mencapai Rp8,21 triliun, mengalami penurunan sebesar 23,8 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai Rp10,77 triliun. 

Selain itu, jika dibandingkan dengan periode setahun sebelumnya, nilai transaksi kripto di dalam negeri mengalami penurunan signifikan sebesar 67 persen, dengan catatan nilai transaksi Rp24,86 triliun pada Mei 2022.

Di sisi lain, CEO Tokocrypto, Yudhono Rawis menekankan bahwa meskipun kondisi pasar kripto belum sepenuhnya pulih dari kejatuhan pasar yang terjadi pada tahun 2022, Tokocrypto berhasil mencatatkan kenaikan transaksi sebesar lebih dari 10% dalam periode yang sama secara tahunan.

"Meskipun situasi global sedikit menghambat pertumbuhan transaksi perdagangan di Indonesia secara keseluruhan, kami dapat memastikan bahwa aktivitas perusahaan dan transaksi perdagangan berjalan normal," jelas Yudho.

Secara keseluruhan menurut Yudho meskipun menghadapi tantangan baru-baru ini, industri aset kripto tetap tangguh dan terus menarik investor yang mengenali potensi pertumbuhan jangka panjangnya. 

"Dengan adanya kemajuan terus-menerus dan upaya untuk meningkatkan ekosistem aset kripto, para pemangku kepentingan industri bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan dan berkembang bagi para investor di Indonesia," pungkasnya.