Permintaan Listrik Prancis Diperkirakan Meningkat Akibat Adopsi Kendaraan Listrik dan Teknologi Penurunan Emisi
Reaktor Flammanville 3 baru, yang diperkirakan akan mulai menghasilkan listrik pada akhir tahun ini (foto: dok.wikipedia).

Bagikan:

JAKARTA - Permintaan akan listrik di Prancis diperkirakan akan meningkat secara signifikan pada tahun 2035 akibat adopsi kendaraan listrik dan teknologi lainnya untuk mengurangi emisi, demikian dikatakan oleh operator jaringan listrik Prancis, RTE, pada  Rabu, 7 Juni.

Uni Eropa pada bulan Maret menyetujui undang-undang untuk mengakhiri penjualan mobil beremisi CO2 baru pada tahun 2035.

Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan listrik baik untuk menggerakkan kendaraan listrik maupun untuk pembangkit baterai yang dibutuhkan oleh produsen mobil untuk memproduksi kendaraan tersebut. Produksi bahan bakar penerbangan sintetis juga sangat bergantung pada listrik.

Sebagai hasilnya, penggunaan listrik diperkirakan akan meningkat sebesar hampir 10 terawatt-jam (TWh) per tahun rata-rata dalam dekade mendatang, menjadi antara 580 hingga 640 TWh pada tahun 2035, demikian disebutkan dalam laporan iklim dan energi dari RTE.

Angka tersebut dibandingkan dengan 452,8 TWh pada tahun 2022, yang merupakan tahun krisis karena Eropa berusaha mengurangi permintaan energinya untuk mengatasi dampak perang di Ukraina, dan kapasitas listrik nuklir Prancis mengalami pemeliharaan yang tidak biasa tinggi, sehingga produksi energinya turun ke level terendah dalam 34 tahun.

Permintaan listrik tetap berada di bawah level sebelum pandemi, dan menurut laporan ini, pertumbuhan permintaan baru akan sejalan dengan level yang terakhir terjadi pada tahun 1980-an, ketika dibangun kapasitas listrik nuklir baru untuk menghadapinya, paling awal pada tahun 2025.

"Laporan ini menyoroti besarnya tantangan yang dihadapi oleh sistem listrik Prancis," demikian dikatakan dalam laporan tersebut, dikutip Reuters.

Selama dekade menuju tahun 2035, RTE memproyeksikan ketersediaan listrik nuklir sebesar rata-rata 350 TWh per tahun.

Reaktor Flammanville 3 baru, yang diperkirakan akan mulai menghasilkan listrik pada akhir tahun ini, jika tidak ada penundaan lebih lanjut, akan menambahkan 10 TWh per tahun.

Namun, laporan tersebut menyatakan bahwa Prancis akan membutuhkan perpanjangan umur operasional reaktor nuklir lainnya hingga 60 tahun, sesuatu yang sedang dipertimbangkan oleh Badan Pengawas Keamanan Nuklir ASN.

Energi nuklir umumnya telah menyediakan sekitar 70% pasokan listrik Prancis dan akan tetap mendominasi, tetapi pasokan energi terbarukan juga akan meningkat. Pembangkit listrik tenaga angin darat dan tenaga surya baru diharapkan mendominasi pertumbuhan energi terbarukan hingga tahun 2030. Energi angin lepas pantai diharapkan akan menjadi sumber pertumbuhan utama antara tahun 2030 dan 2035.