Bagikan:

JAKARTA - Masalah yang terjadi terhadap Bank Syariah Indonesia (BSI) tidak lain ada hubungannya dengan serangan ransomware yang dilakukan oleh geng ransomware LockBit 3.0, yang mengambil 1,5 Terabyte data dari bank tersebut. 

Pagi ini, sebuah akun twitter @darktracer_int telah mengungkapkan bahwa LockBit 3.0 telah membagikan 1,5 TB data bank BSI ke situs gelap dengan harga yang fantastis. 

"Masa negosiasi telah berakhir, dan grup ransomware LockBit akhirnya mempublikasikan semua data yang dicuri dari Bank Syariah Indonesia di web gelap," kata akun tersebut pada Selasa, 16 Mei. 

Akun tersebut juga mengunggah teks yang dibagikan oleh geng ransomware itu yang merekomendasikan bahwa pengguna harus berhenti menggunakan layanan BSI karena mereka tidak tahu cara menjaga data nasabah. 

"Yang terpenting, hentikan penggunaan BSI. Orang-orang ini tidak tahu cara melindungi uang dan informasi pribadi Anda dari penjahat. Mereka bahkan tidak bisa mendapatkan situs mereka dalam seminggu," kata geng tersebut. 

"Hal terbaik yang bisa dilakukan penjahat kecil ini adalah berbohong kepada klien mereka, menghapus komentar di Twitter dan lain-lain," tambahnya. 

Mereka juga mengatakan beberapa poin lain, dengan meminta nasabah untuk memperingati keluarga dan teman dekatnya untuk berhenti menggunakan BSI.

"BSI harus memberikan kompensasi kepada Anda atas masalah yang Anda timbulkan. Jika Anda menemukan satu baris pun tentang diri Anda (Anda akan menemukannya) pergilah ke pengadilan, buatlah kelas tuntutan hukum tindakan terhadap BSI. Mereka melanggar garis privasi data dengan memimpin informasi dan sepanjang dinding Anda dan khawatir saat "pekerjaan teknis" sedang berlangsung, ketika mereka bisa membayar kami dan itu akan bekerja pada hari yang sama." poin terakhir dari pernyataan yang diberikan LockBit 3.0.