Bagikan:

JAKARTA - Platform perdagangan derivatif dan copy trading Bitget sepenuhnya beralih ke kecerdasan buatan (AI). Pada 27 April, Bitget mengumumkan telah menginvestasikan 10 juta dolar AS (Rp147 miliar) untuk pengembangan ekosistem Fetch.ai, sebuah proyek kripto berbasis kecerdasan buatan (AI).

Bitget berencana untuk memberikan sejumlah layanan kepada Fetch.ai, termasuk konsultasi pemasaran dan arah strategis. Fetch.ai menyediakan infrastruktur otomatisasi layanan yang ditenagai oleh jaringan agen AI. Agen otonom ini melakukan berbagai tugas, termasuk analisis data dan pemodelan keuangan yang kompleks.

Manajer Bitget, Gracy Chen, mengatakan Fetch.ai telah memiliki sejumlah solusi AI teknologis yang berfungsi dan aplikatif, sehingga Bitget memutuskan untuk memberikan dukungan kepada startup yang menjanjikan ini dan akan terus melakukannya ketika mengidentifikasi orang lain yang membutuhkan bantuan dari dana khusus mereka.

Pendiri dan CEO Fetch.ai, Humayun Sheikh, mengatakan peluang untuk menerapkan blockchain pada AI tak terbatas. Fetch.ai menggunakan algoritma pembelajaran mesin terdesentralisasi untuk menyediakan penggunanya dengan berbagai solusi perangkat lunak inovatif.

Pada 10 April, Bitget mengumumkan dana ventura senilai 100 juta dolar AS (Rp1,4 triliun) dengan fokus pada investasi proyek Web3 dan kripto Asia. Tujuannya adalah untuk "menumbuhkan sikap positif terhadap ekonomi mata uang digital dan mendukung pengembangan lingkungan web3," kata perusahaan pada saat itu.

Bitget yang berbasis Seychelles didirikan pada tahun 2018 dan saat ini menempati peringkat ke-8 untuk skor kepercayaan menurut CoinGecko. Bursa ini menangani volume perdagangan harian senilai 735 juta dolar AS (Rp10,8 triliun), menawarkan 548 pasangan perdagangan crypto, dan mengklaim memiliki 8 juta pengguna.

Token asli bursa, BGB, melonjak lebih dari 4 persen setelah berita ini keluar. Tidak ada pergerakan signifikan untuk token FET Fetch.ai yang diperdagangkan seharga 0,347 dolar AS (sekitar Rp5.100-an) per token.

Bersamaan dengan itu, bank besar Wall Street, JPMorgan, juga tertarik dengan solusi AI. Pada 27 April, dilaporkan bahwa bank telah mengembangkan alat AI berdasarkan ChatGPT yang dapat menganalisis pernyataan kebijakan Federal Reserve. Alat tersebut menghasilkan "Hawk-Dove Score," yang memungkinkan analis bank untuk mendeteksi sinyal perdagangan potensial.

Sistem tersebut dapat memprediksi ketatnya kebijakan moneter bank sentral dan saat ini lebih condong pada sisi hawkish. Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 0,25 basis poin minggu depan karena melawan inflasi yang tinggi.

Dalam industri yang berkembang dengan cepat seperti kripto dan blockchain, mengadopsi teknologi AI sangat penting bagi keberhasilan perusahaan. Seiring dengan pasar yang semakin ramai, algoritma dan pemodelan keuangan yang diperkuat AI dapat membantu pelaku pasar membuat keputusan yang lebih cerdas dan akurat.