Teknologi AI Makin Diminati, Apakah Akan Menggantikan Peran Manusia?
Kecerdasan buatan tidak bisa gantikan manusia (foto: Vritimes)

Bagikan:

JAKARTA - Derasnya modernisasi dan digitalisasi kian terasa. Contohnya yang sedang menjadi sorotan saat ini adalah kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), yang dapat membantu berbagai kegiatan dan pekerjaan. 

Saat ini, sudah banyak raksasa teknologi yang sudah menerapkan kemampuan AI untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi, serta meminimalisir kemungkinan human error seperti Google, Apple, Microsoft, Tesla, hingga Meta. 

Menurut Yohan Limerta, CTO dan Co-Founder Cakap, sebagai pelaku di industri EdTech, ia mengatakan bahwa perusahaannya sangat adaptif dengan berbagai macam teknologi saat ini, termasuk teknologi AI. Meski demikian, ia berpendapat bahwa teknologi ini tidak dapat menggantikan manusia sepenuhnya. 

“Pada hakikatnya, setiap manusia memiliki sudut pandang, ideologi, pemahaman yang berbeda dalam menerima sebuah informasi. Manusia juga memiliki pembuatan keputusan yang berbeda-beda dalam menentukan mana yang benar dan salah. Saya melihat kecerdasan buatan ini akan menjadi salah satu pelengkap yang membantu dalam pembuatan keputusan ataupun pengembangan ide,” tutur Yohan, dalam sebuah pernyataan yang diterima VOI di Jakarta. 

Salah satu kecerdasan buatan yang sedang ramai saat ini adalah ChatGPT, dari OpenAI. Kecerdasan yang ditawarkan berupa chatbot ini dinilai dapat melakukan berbagai tugas mulai dari menulis berbagai naskah/copywriting (pidato, surat) hingga penerjemahan dan proofreading

Namun, muncul banyak pertanyaan terkait kebenaran atau keabsahan dari produk yang diberikan AI serta kekhawatiran di mana nantinya produk AI dapat menggantikan peran berbagai profesi yang dikerjakan manusia atau tidak. 

“Kalau dibilang merasa terancam sih untuk saat ini belum. Walau menawarkan kecepatan, namun AI seperti menghilangkan unsur emosi yang biasanya diisi oleh seorang copywriter di setiap tulisan yang diproduksi. Pada akhirnya kecerdasan buatan seharusnya tidak perlu menjadi ancaman, namun bisa dimanfaatkan membantu seorang copywriter kedepannya,” ujar Julian Rinaldi, copywriter pada EdTech Cakap.

Dengan semua concern yang disorot pengguna maupun pekerja yang erat tugasnya dengan yang dikerjakan oleh AI, dapat disimpulkan bahwa masih banyak yang perlu dikembangkan dari segi teknis dan penyempurnaan fungsi sistem pada sisi AI. 

Namun, sudah menjadi fakta juga, sebagai manusia, sudah sepatutnya kita harus mengikuti perkembangan zaman dengan terus mengasah diri, terus belajar dan tidak boleh berhenti melakukan upskilling. Sehingga, peran dan kontribusi yang kita berikan tidak bisa digantikan, bahkan oleh AI sekalipun.