JAKARTA - Republik Afrika Tengah, sebuah negara berkembang di Afrika Tengah, membentuk komite beranggotakan 15 orang yang bertanggung jawab untuk menyusun undang-undang tentang penggunaan cryptocurrency dan tokenisasi di wilayah tersebut.
Menurut Faustin-Archange Touadéra, Presiden Republik Afrika Tengah, cryptocurrency berpotensi membantu dalam memberantas hambatan keuangan negara. Dia percaya dalam menciptakan lingkungan yang ramah bisnis yang didukung oleh kerangka hukum untuk penggunaan cryptocurrency.
15 experts #centrafricains issus de plusieurs ministères de mon gouvernement composent le comité chargé d'élaborer un nouveau projet de loi plus complet sur l'utilisation des crypto-monnaies et d'offrir à la RCA cette opportunité unique de développement économique & technologique pic.twitter.com/bZTS8HQxH3
— Faustin-Archange Touadéra (@FA_Touadera) January 20, 2023
“Dengan akses ke cryptocurrency, hambatan moneter yang ada sampai sekarang akan hilang, tujuan utama dari langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah adalah pengembangan ekonomi nasional,” kata Touadéra, dalam sebuah rilis yang dikutip Cointelegraph.
Komite yang bertanggung jawab untuk menyusun undang-undang kripto terdiri dari 15 ahli dari lima kementerian Rep. Afrika Tengah, yakni Kementerian Pertambangan dan Geologi, Kementerian Perairan, Hutan, Perburuan dan Perikanan, Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, Kementerian Perencanaan Kota, Reformasi Tanah, Kota dan Perumahan dan Kementerian Kehakiman, Promosi Hak Asasi Manusia dan Pemerintahan yang Baik.
BACA JUGA:
Melalui kolaborasi, para anggota ditugaskan untuk mengerjakan kerangka hukum yang memungkinkan cryptocurrency beroperasi di Republik Afrika Tengah dan mempercepat perkembangan ekonomi nasional.
Inisiatif kripto dari benua Afrika menandai tonggak sejarah lainnya ketika pertukaran kripto Nigeria Roqqu mengantongi lisensi mata uang virtual untuk Wilayah Ekonomi Eropa setelah dua tahun menunggu izin dari otoritas pengatur.
CEO Roqqu, Benjamin Onomor, memberi tahu Cointelegraph bahwa orang Afrika lepas pantai mengirim kembali lebih dari 5 miliar dolar AS (Rp 75,5 triliun) ke kerabat mereka, dan sistem pengiriman uang saat ini memperlambat prosesnya.
“Sangat masuk akal untuk menyelesaikan masalah ini dengan menggunakan kripto sebagai kendaraannya. Kripto adalah rute yang lebih cepat dan lebih murah yang dapat menjembatani kesenjangan dan membantu mengurangi biaya dalam memindahkan uang secara global. Inilah inti permasalahan yang ingin kami selesaikan,” tambahnya.