Bagikan:

JAKARTA – Bos raksasa pertukaran kripto Coinbase, Brian Armstrong baru-baru ini menyerukan regulasi kripto yang realistis bagi industri. Ini ditujukan untuk memulihkan kepercayaan konsumen yang rusak akibat terdampak keruntuhan FTX.

CEO Coinbase itu mendesak regulator untuk menggunakan “cetak biru yang realistis” untuk cryptocurrency termasuk stablecoin. Sebagai informasi, stablecoin adalah aset kripto yang nilainya mengikuti nilai uang fiat sehingga hargnya stabil. Menurutnya, stablecoin juga harus diatur di bawah standar undang-undang layanan keuangan dan harus melalui Howey Test versi modern.

Armstrong berharap ledakan FTX "akan menjadi katalis yang kita butuhkan untuk akhirnya mendapatkan undang-undang baru yang disahkan." Dia menambahkan bahwa kejelasan peraturan akan menjadi langkah pertama yang baik, tetapi meminta agensi untuk memastikan adanya aturan main, dilansir DailyCoin.

Armstrong menyarankan bahwa setelah regulasi stablecoin, regulator menargetkan bursa dan kustodian tempat transparansi dan pengungkapan tambahan diperlukan. Dia percaya kemajuan signifikan perlu dibuat di bidang ini pada tahun depan.

Bersamaan dengan itu, CEO Coinbase menyinggung sistem keuangan yang terpusat (sentralisasi). Menurutnya, aturan untuk entitas terpusat itu adalah hal yang bagus untuk ke depannya. Namun, keuangan terdesentralisasi (DeFi) harus dibiarkan dengan sendirinya karena sudah transparan.

Armstrong mendirikan bursa kripto Coinbase bersama rekannya Fred Ehrsam pada 2012. Saat ini Coinbase melayani pengguna dari seratusan negara di berbagai belahan dunia.

Pada Mei 2013, Coinbase menerima pendanaan Seri A sebesar 5 juta dolar AS dari pebisnis Fred Wilson dari pihak perusahaan modal ventura (VC) Union Square Ventures. Kemudian pada Desember di tahun yang sama, Coinbase juga menerima pendanaan dari sejumlah VC terkemuka lainnya, seperti Andreessen Horowitz dan Ribbit Capital.

Coinbase memiliki karyawan sekitar 3.730-an pada 2021. Perusahaan perdagangan mata uang kripto itu juga sudah terdaftar di bursa saham terkemuka di AS, Nasdaq, dengan menggunakan ticker COIN.

Brian Armstrong sendiri adalah mantan insinyur di perusahaan layanan penginapan terkemuka Airbnb. Sementara Fred Ehrsam adalah mantan trader di perusahaan raksasa bank investasi Goldman Sachs.