JAKARTA - Setelah sebelumnya membocorkan 44 juta data pengguna MyPertamina yang mencakup nama, email, NIK, NPWP Nomor telepon, alamat, jenis kelamin, penghasilan, dan lain-lain, sekarang giliran data PeduliLindungi.
Sebelum melakukan aksi peretasan ini, hacker Bjorka sudah lebih dulu mengungkapkan bahwa PeduliLindungi akan menjadi berikutnya, di waktu yang sama saat ia membocorkan data MyPertamina, yaitu pada 10 November di saluran Telegramnya.
Sekarang, tampaknya Bjorka melakukan apa yang dia katakan. Sebanyak 3,2 miliar data pengguna PeduliLindungi diunggahnya di website breached pada Selasa, 15 November.
Keseluruhan data yang berukuran 157 GB dan sebesar 48 GB setelah dikompres itu dijual dengan harga 100.000 dolar AS atau setara dengan Rp1,55 miliar.
BACA JUGA:
"PeduliLindungi adalah aplikasi pelacakan kontak resmi COVID-19 yang digunakan untuk pelacakan kontak digital di Indonesia. Aplikasi ini dikembangkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), bekerja sama dengan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (KemenBUMN), dan Telkom Indonesia," tulis Bjorka di websitenya.
Adapun data yang dimaksud adalah mencakup nama lengkap, email, nomor telepon, status, data login, dan lain sebagainya.
Bjorka juga membagikan 94 juta contoh, berdasarkan pantauan VOI, dalam sampel itu terdapat data PeduliLindungi miliki Menkominfo Johnny G. Plate, Deddy Cahyadi atau yang akrab dikenal Deddy Corbuzier, dan juga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan.