JAKARTA – Bitcoin Lightning Network merilis sofware terbaru, LND beta 0.15 (v0.15-beta), pihak pengembang meluncurkan itu untuk memberdayakan pengembang guna menciptakan solusi bagi masalah-masalah penggunaan dengan memanfaatkan kemampuan jaringan Bitcoin.
Lightning Labs, yang merupakan pengembang Bitcoin Lightning Network, merilis versi beta dari Lightning Network Daemon (LND), sebuah implementasi lengkap dari node dengan dukungan tambahan terbaru untuk meningkatkan protokol termasuk Taproot dan Musig2.
LND merupakan komponen perangkat lunak yang menangani berbagai macam aspek dalam Lightning Network beberapa di antaranya adalah pengelolaan database, membuat faktur pembayaran, dan mencabut pembayaran. Perangkat lunak terbaru yang rilis bernama LND 0.15 beta (v0.15-beta).
Dikutip dari News Bitcoin, Lightning Labs dalam akun twitternya menyebut Lightning Labs memiliki lebih dari 50 kontributor yang berpartisipasi dalam perilisan pertama pada tahun 2022. Mereka juga menambahkan bahwa:
“Rilis ini memberikan dukungan Taproot lengkap untuk dompet internal, menjadikannya salah satu dompet Taproot paling canggih yang ada untuk saat ini. Selanjutnya, rilis ini memiliki dukungan untuk Musig2 API yang sesuai dengan draft BIP terbaru.”
BACA JUGA:
Tujuan utama dari MuSig2 adalah memungkinkan pembuatan kunci publik agregat yang dapat digunakan dalam output Taproot dan memperkenalkan kemampuan untuk mengotorisasi transaksi dengan Schnorr Signatures.
Berbeda dari versi sebelumnya, rilis beta ini juga menghapus data yang berlebihan dari bucket log yang menunjukkan pengurangan 95% dalam ukuran database selama masa pengujian awal. Meskipun pembaruan tidak mendapatkan kembali ruang untuk status yang ada, rilisan selanjutnya akan menyertakan fitur migrasi yang dapat mengembalikan ruang disk lama.
Mereka akan terus berusaha untuk membuat Lightning Network supaya lebih andal, kuat, dan aman. Lightning Labs memperkenalkan kontrol yang lebih besar atas preferensi pencarian jalur dari sofware ini. Hal ini akan membantu mengurangi biaya transaksi dengan mengidentifikasi rute biaya terendah.
Sebagai informasi, jaringan Bitcoin mencatat permintaan daya terendah terjadi di 25 Juni 2022 sebesar 10,65 gigawatt (GW). Akibatnya, daya komputasi untuk menambang blok BTC turun menjadi 199.225 exahash per detik (EH/s).
Penurunan tiba-tiba dalam permintaan daya Bitcoin secara langsung berhubungan dengan tingkat hash yang turun. Tingkat hash mining ini sesuai dengan daya komputasi yang dibutuhkan oleh penambang BTC untuk berhasil menambang satu blok.