JAKARTA. - Di tengah pandemi Covid-19 pembelajaran dilakukan jarak jauh, sehingga penggunaan media digital menjadi keharusan. Untuk itu guru dan tenaga kependidikan harus mampu mengoptimalkan peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai media pembelajaran.
Sayangnya, tidak sedikit guru yang belum terbiasa dan merasa kesulitan menggunakan media pembelajaran digital. Padahal sudah banyak sekolah yang mendapatkan bantuan peralatan TIK dari pemerintah.
Guna mengatasi persoalan tersebut, para guru dimana seyogyanya jangan berhenti belajar baik sendiri-sendiri maupun secara kelompok.
Terlebih saat ini sudah banyak dilakukan bimbingan teknis penggunaan dan peralatan TIK oleh para instruktur yang mayoritas sudah menyandang gelar Google Master.
Seminar Nasional yang digelar PWI Jaya dan Universitas Mercu Buana bertajuk Pemanfaatan Media Digital Untuk Kegiatan Belajar Mengajar Interaktif yang digelar secara virtual di Jakarta, Rabu, 22 Juni.
Tampil sebagai nara sumber Dr. Algooth Putranto, MIKom, Seksi Pendidikan PWI Jaya, Praktisi Media, Dosen Komunikasi Universitas Sahid Jakarta, Romi Syahril, S.Sos, MM., MIkom, Ketua SJI (Sekolah Jurnalistik Indonesia) PWI Jaya, Dosen Universitas BSI serta Riki Arswendi, dosen sekaligus Kepala Biro Humas Universitas Mercu Buana. Seminar dimoderatori Dudi Iman Hartono, dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana.
Menurut Algooth Putranto, saat ini banyak instruktur komputer dari daerah-daerah yang sudah menyandang gelar Google Master Trainer. Bahkan , mereka sudah mempraktikkan pembelajaran menggunakan media digital kepada anak didik mereka.
”Saya berharap ini menjadi inspirasi bagi semua guru di Indonesia, bahwa mereka juga bisa menguasai dan memanfaatkan media digital untuk pembelajaran. Asalkan ada kemauan untuk sungguh-sungguh belajar,” kata Algooth.
Algooth bercerita, di awal masa pandemi diakui banyak guru-guru mengalami kesulitan dan kebingungan dalam mengajar. Padahal sekolah tatap muka sudah ditiadakan. Sedangkan pola pembelajaran jarak jauh belum jelas.
Banyak sekali aplikasi online yang diperkenalkan kepada guru untuk media pembelajaran. Saking banyaknya, guru malah bingung sendiri. “Namun kemudian banyak pelatihan online yang diselenggarakan oleh pelbagai pihak. Hingga banyak waktu dimanfaatkan di masa pandemi ini untuk belajar," jelas dia.
Sementara itu, Romi Syahril menambahkan, menyusul banyaknya pembelajaran digital ditambah dukungan berupa akses pembelajaran pada Google Work Space for Education, maka upaya pemberdayaan kompetensi guru dalam upaya menguasai digital kian meningkat.
Dengan adanya Google Work Space for Education ini, selain membantu guru dalam proses belajar mengajar di tengah pandemi, juga memberikan pengalaman baru yang menarik bagi peserta didik.
BACA JUGA:
"Anak-anak bisa saling berkolaborasi, mengerjakan tugas bersama-sama, berdiskusi secara online. Meskipun mereka ada di rumah masing-masing. Jadi pembelajaran dari rumah tidak lagi membosankan,” urai Romi, yang juga salah satu redaktur di salah satu media.
Sementara itu, Riki Arswendi mengakui, memberikan pelatihan pembelajaran digital kepada para guru dan orang tua murid susah-susah gampang. Ada yang mudah memahami, ada juga yang sulit memahami, terutama yang sudah usia lanjut dan tidak familiar dengan teknologi digital.
”Tapi pada dasarnya guru ingin mengajar dengan cara efektif dan menyenangkan. Saya tunjukkan kepada para guru bagaimana menyenangkannya belajar dengan media pembelajaran digital. Selain menyenangkan, siswa juga mudah memahami apa yang ingin kita sampaikan," kata dia.
Meskipun banyak tantangan dalam pelatihan pembelajaran digital , ia mengingatkan tidak merasa lelah. Mengingat betapa pentingnya memanfaatkan TIK di era saat ini.
“Saya selalu mengingatkan mereka sangat rugi jika tidak memanfaatkan teknologi informasi ini. Apalagi kini sudah banyak fasilitas di sana sini. Pembelajaran menggunakan media digital sangat efisien, apalagi di tengah pandemi. Kalau semua guru sudah bisa menggunakan media pembelajaran digital, mutu pendidikan kita bisa meningkat,” katanya.