JAKARTA – Token-token kripto buatan lokal kian bermunculan di Tanah Air, salah satunya adalah token Actio (AIO). Menariknya, token ini ditujukan untuk pemerataan ekonomi para pelaku industri kreatif yang selama ini dikuasai segelintir orang. Actio juga berupaya memecahkan masalah dalam industri perfilman.
“Dunia entertaiment selalu bergantung pada para investor yang memiliki dana besar. Token Actio hadir untuk memecahkan masalah tersebut,” kata CEO Actio Bayu Tanjung saat diwawancara Voi.id, Kamis, 7 April 2022.
Sebagaimana keterangan di laman resminya Actio, token ini ditujukan untuk mengembangkan ekosistem dalam industri perfilman yang saling menguntungkan para pelaku industri kreatif.
Artinya, token Actio berupaya menjadi sarana gotong royong bagi kemandirian industri perfilman dalam negeri. Karenanya deretan artis senior memberikan dukungan terhadap token Actio termasuk Jarwo Kwat, Komeng, Cok Simbara, dan Yati Surachman.
“Jadi selama ini pelaku industri kreatif terbatas ya koneksi dan jaringannya. Jadi Actio bakal jadi pintu masuk untuk masyarakat dan para pelaku industri kreatif. Jadi semua orang bisa mengakses industri kreatif lewat Actio dan jadi pemerataan,” tambah Bayu.
Ketika ditanya mengenai tujuan dikembangkannya token Actio, Bayu menjelaskan bahwa ini ditujukan untuk memajukan dunia entertainment Indonesia. Pasalnya para pelaku industri perfilman itu sendiri yang berperan penting dalam mempertahankan dunia perfilman nasional.
“Jangan sampai industri perfilman di Indonesia kalah dengan luar negeri atau si pemilik dana besar. Jadi kita akan usahakan karya-karya yang berkualitas bagus supaya tidak kalah dengan para penguasa entertaiment atau pemilik dana besar. Jadi dengan Actio, kita akan tingkatkan dan dorong industri perfilman. Jadi kita semua memiliki dari semua film. Para kreator film juga akan mendapatkan pernghargaan dan keuntungan pantas,” katanya.
Token Actio dan Sejumlah Proyeknya
Berbeda dengan token-token lain yang diluncurkan oleh sejumlah artis dalam negeri, token Actio bakal menghadirkan fitur staking, di mana pemilik Actio bisa mengunci tokennya dalam jangka waktu tertentu dan mendapatkan reward tambahan berupa token Actio.
“Jadi para investor yang mengunci token Actio akan mendapatkan persentase dari berapa token yang meraka masukkan. Jadi misalkan punya 1 miliar token (yang dilock), mereka akan mendapat persentase keuntungan,” pungkas Bayu.
Semakin banyak token yang dilock maka semakin besar pula presentase yang didapatkan lewat fitur staking tersebut. Kendati begitu, Bayu belum memberi keterangan terkait berapa tingkat presentase tahunan atau APR dari fitur staking Actio.
Baru-baru ini token Actio secara resmi sudah listing di bursa terdesentralisasi (DEX) PancakeSwap. AIO sendiri menggunakan contract address 0x47C18b9758D48901B54d046C0e803753Da7E433f. Selain di PancakeSwap, AIO juga bisa dibeli di DEX poocoin.app.
Sebelumnya, Actio direncanakan untuk listing di PancakeSwap pada 30 Maret lalu. Namun karena berbagai pertimbangan termasuk masalah afiliator yang ramai diperbincangkan beberapa waktu lalu, itu dikhawatirkan mempengaruhi kondisi pasar sehingga diputuskan untuk listing pada April ini.
“Karena kondisi saat ini, melihat Indra Kenz dan Doni yang merupakan kasus investasi penipuan, semua harga sedang turun juga jadi pertimbangan tim. Makanya, kita ingin membranding Actio bukan sekedar token gambling atau seperti yang lain-lainnya,” pungkasnya.
BACA JUGA:
Audit CertiK
Tidak hanya itu, nantinya token Actio juga bakal didaftarkan ke platform audit CertiK. Sebagai informasi, CertiK merupakan platform pemeringkatan terkemuka yang berfokus pada keamanan untuk menganalisis dan memantau protokol blockchain dan proyek DeFi.
“Kalau rencana audit CertiK, ya ada. Itukan seiring projek berjalan,” papar Bayu.
CertiK sendiri didirikan pada tahun 2018 oleh profesor dari Columbia dan Yale, CertiK adalah pelopor dalam keamanan blockchain, memanfaatkan Verifikasi Formal dan teknologi AI terbaik di kelasnya untuk mengamankan dan memantau blockchain, smart-contract, dan aplikasi Web3.
Lebih lanjut Bayu sendiri menjelaskan rencananya untuk masuk ke bursa kripto dalam negeri. Namun dia belum memberi bocoran terkait bursa kripto lokal mana yang akan dimasuki karena sejumlah pertimbangan salah satunya adalah robot trading yang ditawarkan oleh platform perdagangan kripto di Tanah Air.
Dia menilai ini hanya dimanfaatkan untuk mencari keuntungan dan bukan untuk memiliki token kripto. Sebelum membeli token, Bayu menekankan untuk terlebih dulu DYOR (do your own research) terlebih dahulu supaya calon investor memahami terlebih dahulu keuntungan dan risiko dari membeli kripto.
Oleh karena itu, untuk memasuki CEX dalam negeri, token kripto harus terlebih dahulu diperdagangkan di market global termasuk di DEX PancakeSwap. Setelah itu baru bisa didaftarkan ke Bappebti dan diperdagangkan di bursa kripto dalam negeri.
“Jadi sebelum mendaftarkan ke bappebti kita harus buktikan dulu token kita berkualitas. Ketika kita sudah membuktikan di global baru kita mendaftarkan ke Bappebti,” paparnya.
Ketika ditanya mengenai airdrop atau pembagian token gratis yang biasa diburu komunitas kripto, Bayu memaparkan untuk saat ini belum ada airdrop. Namun pihaknya akan mengembangkan platform streaming film Indonesia. Ini memungkinkan penonton untuk mendapatkan token Actio hanya dengan menonton film.