Joe Biden Nyatakan Komitmen Pengembangan ISS Hingga 2030, Ini Alasannya!
Stasiun Luar Angkasa ISS nasibnya bakal diperpanjang hingga 2030. (foto: NASA/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA – Presiden AS, Joe Biden menyatakan komitmen dukungan negaranya untuk pengembangan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) hingga 2030. Hal ini ditegaskan oleh Administrator NASA, Bill Nelson,  pada Jumat, 31 Desember 2021.

"Stasiun Luar Angkasa Internasional adalah mercusuar kolaborasi ilmiah internasional yang damai dan selama lebih dari 20 tahun telah menunjukkan perkembangan ilmiah, pendidikan, dan teknologi yang sangat besar untuk memberi manfaat bagi umat manusia," tulis Nelson dalam sebuah pernyataan di situs web NASA, yang juga dikutip foxnews. “Saya senang bahwa Administrasi Biden-Harris telah berkomitmen untuk melanjutkan operasi stasiun hingga 2030.”

Operasi stasiun memerlukan persetujuan dari mitra internasional dan pendanaan dari Kongres AS, yang sebelumnya hanya menyetujui pendanaan untuk ISS hingga 2024.

Tahun lalu telah terbukti menarik bagi ISS, dengan beberapa peristiwa besar yang mengubah sifat operasi untuk tahun-tahun mendatang. ISS mengalami tidak hanya satu, tetapi dua kecelakaan pendorong yang tidak disengaja yang memiringkan stasiun ini dari porosnya.

Stasiun itu juga telah melihat turis luar angkasa pertama yang membayar sendiri dalam lebih dari satu dekade. Ini terjadi ketika seorang miliarder Jepang dan produsernya mengunjungi ISS pada 8 Desember.

Uji coba rudal anti-satelit November oleh Rusia juga telah menciptakan medan puing di orbit rendah Bumi yang membahayakan stasiun dan akan menimbulkan bahaya bagi aktivitas luar angkasa selama bertahun-tahun, seperti dilaporkan Reuters, beberapa bulan lalu.

ISS sendiri adalah stasiun operasi kerjasama antara badan antariksa internasional dari European Space Agency (ESA), Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), Canadian Space Agency (CSA) dan State Space Corporation Roscosmos (Rusia).

Interfax pada bulan Agustus melaporkan bahwa Rusia dan AS berkomitmen untuk bekerja sama di ISS setelah tahun 2024, tetapi tidak ada gerakan yang terjadi hingga akhir tahun 2021. Ini membuat kekhawatiran akan nasib stasiun itu

"Partisipasi berkelanjutan Amerika Serikat di ISS akan meningkatkan inovasi dan daya saing, serta memajukan penelitian dan teknologi yang diperlukan untuk mengirim wanita pertama dan orang kulit berwarna pertama ke Bulan di bawah program Artemis NASA dan membuka jalan untuk pengiriman pertama. manusia ke Mars," kata Nelson.

"Karena semakin banyak negara yang aktif di luar angkasa, semakin penting dari sebelumnya bahwa Amerika Serikat terus memimpin dunia dalam menumbuhkan aliansi internasional dan mencontoh aturan dan norma untuk penggunaan ruang angkasa yang damai dan bertanggung jawab," kata Nelson.