Kerja sama FBI dan Polisi Kanada, Tangkap Pelaku Ransomware yang Buron Selama Dua Tahun

JAKARTA - Seorang pria Ottawa berusia 31 tahun telah ditangkap karena dicurigai melakukan serangan ransomware di Amerika Serikat dan Kanada setelah penyelidikan bersama kedua negara yang memakan waktu hampir dua tahun, kata polisi, Selasa, 7 Desember.

Menurut keterangan Polisi Provinsi Ontario, yang dikutip Reuters, Matthew Philbert bertanggung jawab atas berbagai serangan ransomware yang memengaruhi bisnis, lembaga pemerintah, dan individu swasta di seluruh Kanada serta pelanggaran terkait dunia maya di Amerika Serikat,

Philbert ditahan setelah penyelidikan bersama selama 23 bulan antara polisi Kanada dan Biro Investigasi Federal (FBI) AS, yang menghubungi Kanada pada awal 2020 untuk meminta bantuan terkait serangan ransomware. Philbert telah didakwa dengan penipuan, kerusakan dan akses tidak sah dari sistem komputer.

Di Anchorage, kantor kejaksaan AS mengatakan jika Philbert telah merusak komputer di Alaska pada April 2018. Dia menghadapi satu dakwaan konspirasi oleh AS karena melakukan penipuan dan satu dakwaan penipuan.

Badan intelijen sinyal Kanada mengatakan pada hari Senin bahwa serangan ransomware global meningkat 151% pada paruh pertama tahun 2021 dibandingkan dengan tahun 2020.

Dalam beberapa tahun terakhir, AS juga telah memerangi ransomware secara lebih serius. Mereka bahkan memburu pelaku ransomware hingga ke Rusia.

Presiden AS, Joe Biden, bahkan melobi Presiden Rusia, Vladimir Putin,  untuk melakukan tindakan yang sama dan menyerahkan pelaku ransomware yang diduga berasal dari negara tersebut.

Namun permintaan Biden itu tidak mendapatkan sambutan semestinya dari Putin. Bahkan muncul kesan Rusia melindungi warganya yang melakukan serangan ransomware ke sejumlah perusahaan penting di AS.

Kondisi ini berbeda dengan Kanada yang langsung menyambut kerja sama dengan AS untuk melakukan penangkapan pelaku ransomware seperti yang dilakukan kepada Philbert.