KCR 60 Meter Buatan PT PAL, Jadikan Indonesia Tuan Rumah di Wilayah Laut, Udara dan Darat
Kapal Cepat Rudal 60 Meter, menjadi armada terbaru perkuat TNI AL. (foto; kemehan)

Bagikan:

JAKARTA – Sebagai bangsa maritim, Indonesia kini sudah mampu membuat kapal perang modern yang bisa digunakan untuk mengamankan kedaulatan RI.

Salah satunya adalah Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 Meter yang diproduksi oleh PT PAL Indonesia (Persero) yang diluncurkan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, pada akhir pekan lalu.

Kapal cepat ini memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan pertahanan Indonesia, khususnya dalam melakukan patroli. Kapal ini juga diyakini makin menambah kekuatan pertahanan maritim.  

Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 Meter ini merupakan salah satu produk Alutsista yang menunjukkan kecanggihan produksi PT PAL Indonesia. Mulai dari proses rancang bangun dilakukan oleh putra-putri terbaik Indonesia.

Sebagai kapal cepat untuk patroli, KCR memiliki kemampuan manuver yang lincah dan mampu bergerak cepat untuk menjalankan fungsinya dalam pengamanan wilayah maritim dan melakukan pengejaran terhadap kapal asing yang melanggar wilayah teritorial laut RI.

KCR yang diresmikan oleh Prabowo lalu, merupakan kapal kelima dan keenam yang diproduksi oleh PT PAL Indonesia.

Dalam keterangan tertulis kepada media, Prabowo menjelaskan kapal ini akan membuat Indonesia menjadi "tuan" di wilayah laut, darat, dan udaranya.

"Kita punya cita-cita besar, harus jadi tuan di laut, darat, dan udara kita sendiri. Kita bersahabat dengan semua negara tapi kita akan mempertahankan kedaulatan dengan segala cara," ujar Prabowo pada acara peluncuran, Minggu 5 Desember.

Peluncuran yang digelar di Ship Lift Divisi Kapal Perang PT PAL, Surabaya, Jawa Timur tersebut juga dihadiri oleh Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono, dan Direktur Utama PT PAL Kaharuddin Djenod.

Sebelumnya PT PAL Indonesia telah membangun tiga unit platform KCR 60 Meter yang merupakan bagian dari proyek pembangunan batch 1, yaitu KRI Sampari-628, KRI Tombak-629, dan KRI Halasan-630.

Pada batch 2 dibangun KRI Kerambit-627 yang kemudian diikuti dengan proyek Fitted For But Not With (FFBNW) sistem sensor dan senjata KRI Kerambit-627.

KCR 60M pada batch 3 membuat sejarah baru bagi PT PAL Indonesia, karena untuk pertama kali pengadaan dua unit kapal kali ini dibangun lengkap antara platform beserta dengan sistem persenjataannya.

KCR ini memiliki panjang keseluruhan 60 meter dengan lebar 8,10 meter dan tinggi 4,85 meter yang mampu membawa muatan penuh 450 hingga 500 ton.

Kemudian KCR juga dilengkapi dengan sistem persenjataan yang mampu mendeteksi sasaran atau target baik di udara, permukaan, dan bawah laut. Sangat cocok untuk berpatroli di kawasan laut Indonesia.

Apalagi KCR  juga memiliki kemampuan patroli dengan jarak tempuh dan kecepatan jelajah mumpuni untuk menjaga laut territorial Indonesia pada kondisi Sea State 6 dan kemampuan pengoperasian senjata pada pengoperasian senjata pada Sea State 4.

Kapal ini dapat melaju dengan kecepatan maksimal 28 knot pada kondisi full load dengan daya tahan 5 hari.

Untuk sistem persenjataan, KCR ini dibekali dengan senapan utama (Main Gun) 57 mm Bofors , Shipborne gun 20 mm , dan SSM ( Surface to Surface Missile) Exocet 40MM B3, buatan Prancis.

KCR 60  akan bergabung dan memperkuat kapal perang RI yang akan bertugas di satuan kapal cepat Koarmada III.

Pembangunan KCR oleh PT PAL Indonesia tak hanya meliputi pembangunan platform, tetapi juga termasuk pada instalasi sistem sensor dan senjata.