JAKARTA – Setelah dilarang beroperasi di Inggris beberapa waktu lalu, kini Binance dikabarkan akan memperluas jangkauannya ke negeri Ratu Elizabeth tersebut. CEO Binance Changpeng Zhao yang akrab disapa CZ menyatakan rencana perluasan ke Inggris tersebut hingga 18 bulan mendatang.
Padahal pada awal tahun 2021 Binance dipaksa untuk menghentikan perdagangan kripto melalui platformnya regulator keuangan Inggris, Financial Conduct Authoroity (FCA). Meski demikian Binance tetap merupakan exchange kripto terbasar di dunia.
Untuk mewujudkan rencana tersebut, Binance harus mematuhi kebijakan FCA di mana bursa tersebut harus menaati peraturan mengenai kontrol pencucian uang dan pendanaan teroris. Guna memenuhi persyaratan tersebut, CZ mengindikasikan bahwa perusahaan sedang mempertimbangkan untuk mendirikan perusahaan tertentu untuk dijalankan di Inggris — mirip dengan anak perusahaan Binance di AS yakni Binance.US.
Dilansir dari Cointelegraph, Zhao mengatakan bahwa Binance berencana mengajkan lisensi FCA, setelah mempekerjakan “sejumlah mantan staf pengatur dari Inggris” dan “beberapa ratus orang yang patuh” sejak pemberitahuan FCA pada bulan Juni.
Pada bulan Oktober, raksasa pertukaran crypto mempekerjakan mantan kepala hubungan internasional di Otoritas Jasa Keuangan Dubai (DFSA), sebagai kepala petugas penghubung pengatur untuk berkontribusi memfasilitasi hubungan yang lebih baik dengan badan pengatur internasional.
BACA JUGA:
Zhao juga menunjukkan bahwa platform tersebut “kembali sepenuhnya terlibat” dengan regulator, dan sedang dalam proses membuat “sejumlah perubahan yang sangat substansial” dalam “penawaran produk, proses internal kami, dan cara kami bekerja dengan regulator.”
Dengan persetujuan dari FCA, Binance dapat menawarkan produk seperti futures dan derivatif di Inggris Pada bulan September, Binance mengumumkan bahwa pengguna Australia akan memiliki waktu 90 hari untuk menutup posisi mereka untuk futures, opsi, dan token leverage karena regulator terus meningkatkan tekanan.
Binance juga sebelumnya telah menangguhkan perdagangan derivatif untuk pengguna di Jerman, Italia, dan Belanda sebagai bagian dari rencana yang lebih luas untuk berhenti menawarkan produk ini di seluruh Eropa.
Pada bulan Agustus, FCA merilis pemberitahuan pengawasan yang menyatakan bahwa mereka “tidak mampu” secara efektif mengawasi Binance karena belum menjawab pertanyaan tentang kantor pusatnya.
Binance dituding melakukan manipulasi pasar namun tuduhan tersebut dibantah oleh pihak perusahaan. Meski demikian, Binance masih terseok-seok menghadapi berbagai yurisdiksi di berbagai negara termasuk, di Korea Selatan, Jerman, dan Malaysia.