Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah sedang mempersiapkan insentif selain kendaraan listrik murni, termasuk model hybrid yang memang sampai saat ini cukup laris manis di pasar otomotif Indonesia.

Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita sempat berujar bahwa sedang membahas tentang insentif atau stimulus Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) dan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPn DTP).

Menyikapi hal tersebut, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) melalui Ketua 1 Jongkie Sugiarto berharap rencana tersebut (insentif hybrid) benar adanya meski tidak sama kisarannya dengan kendaraan listrik murni.

"Mobil hybrid itu sudah memenuhi empat sampai lima kriteria. Saya rasa layak juga untuk mendapatkan insentif dari pemerintah," katanya, saat ditemui di kawasan Sunter, Jakarta Utara, Selasa, 10 Desember.

Lebih lanjut Jongkie Sugiarto mengatakan kriteria yang dimaksud di mana mobil hybrid sudah dirancang oleh setiap pabrikan sebagai kendaraan yang memang hemat dalam penggunaan bahan bakar.

"Mobil hybrid juga jenis kendaraan yang menghasilkan kadar polusi rendah," tambahnya.

Kriteria lainya ia mengatakan, tak sedikit mobil hybrid di Indonesia tidak memerlukan charging station, dan saat ini jumlah fasilitas charger memang belum memadai.

"Kita tahu jumlah fasilitas charger mobil listrik belum memadai, dan hybrid ini nggak perlu colokan," paparnya.

Selanjutnya ia mengungkapkan biaya produksi mobil hybrid tidak semahal mobil listrik murni, dan kriteria selanjutnya mobil hybrid masih menggunakan banyak komponen seperti mobil bensin pada umumnya.

"Mobil hybrid itu kan masih pakai radiator, lalu ada knalpot masih banyak komponen. Dengan begitu industri tidak langsung hilang. Kalau BEV itu kan langsung hilang," pungkasnya.