JAKARTA - Uni Eropa tengah menghadapi perselisihan dagang terbesar mereka dengan China dalam satu dekade terakhir. Sumber masalahnya adalah Uni Eropa (UE) akan mengenakan tarif tinggi pada kendaraan listrik (EV) buatan China. Besarnya tarif itu mencapai 45 persen.
Kementerian Perdagangan China pada Jumat, 1 November, mengonfirmasi bahwa Uni Eropa akan mengirimkan perwakilan ke negara tersebut untuk melakukan negosiasi terkait komitmen harga dalam sengketa tarif mobil listrik.
Dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters, 2 November, kementerian tersebut mengatakan bahwa Uni Eropa mengindikasikan akan datang ke China untuk melanjutkan konsultasi mengenai spesifik dari proposal komitmen harga setelah komunikasi intensif.
"China menyambut baik hal ini dan berharap bahwa putaran konsultasi berikutnya akan dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip pragmatisme dan keseimbangan, dengan tujuan mencapai solusi yang saling menguntungkan," tambah pernyataan tersebut.
BACA JUGA:
Negosiasi ini merupakan perkembangan terbaru dalam sengketa perdagangan antara China dan Uni Eropa terkait tarif mobil listrik. Kedua pihak telah terlibat dalam perselisihan tersebut selama beberapa waktu, dengan masing-masing pihak mengenakan tarif tambahan pada impor mobil listrik dari negara lainnya.
Kedua pihak diharapkan dapat mencapai kesepakatan yang dapat mengurangi ketegangan perdagangan dan memastikan kelancaran perdagangan mobil listrik di antara mereka.