Bagikan:

JAKARTA – Geely Auto Group semakin mengukuhkan langkah ekspansinya dengan menandatangani kesepakatan usaha patungan (joint venture) di Vietnam, yang akan memungkinkan perakitan merek kendaraan Geely di negara tersebut mulai tahun 2026.

Dilansir dari CNevpost, Kamis, 26 September, Geely menggandeng perusahaan Vietnam, Tasco, dalam kemitraan strategis yang mencakup perakitan dan distribusi kendaraan. Proyek ini merupakan bagian dari skema CKD (Completely Knocked Down), di mana kendaraan akan dirakit di Vietnam menggunakan komponen impor. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi awal mencapai 75.000 unit per tahun dan berlokasi di area seluas 30 hektar.

Dalam kesepakatan ini, Tasco memegang porsi investasi terbesar dengan 64 persen, sementara Geely Auto Group memiliki 36 persen saham. Total nilai investasi yang terlibat dalam proyek ini tergolong signifikan, menegaskan ambisi besar kedua perusahaan.

Selain kendaraan merek Geely, usaha patungan ini juga akan merakit model dari merek premium Lynk & Co. Tidak menutup kemungkinan, merek-merek lain juga akan turut dirakit di masa mendatang. Pabrik tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada paruh pertama tahun 2025, dengan pengiriman pertama ke konsumen dijadwalkan pada awal tahun 2026. Lebih dari itu, pabrik ini juga akan berperan dalam ekspor kendaraan ke berbagai negara lainnya.

Tak hanya fokus pada produksi, Geely dan Tasco juga berencana untuk menarik lebih banyak investor guna memperkuat rantai pasokan komponen, mengembangkan pusat penelitian dan pengembangan otomotif di kawasan Asia Tenggara, serta mendirikan universitas teknologi otomotif.

"Kerja sama strategis antara Tasco dan Geely di Thái Bình sangat tepat waktunya. Pasar mobil Vietnam memiliki potensi besar, dengan tingkat kepemilikan kendaraan yang masih rendah, yakni 63 unit per 1.000 orang, jauh di bawah Thailand yang sudah mencapai lebih dari 300 kendaraan," ujar Ngô Đông Hải, Sekretaris Provinsi Thai Binh dari Partai Komunis Vietnam.