JAKARTA - Pasar mobil hybrid tengah booming di Indonesia. Segmen ini terbukti dapat mendongkrak penjualan otomotif berskala nasional di tengah penurunan pasar mobil secara keseluruhan.
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales kendaraan Hybrid Electric Vehicle (HEV) selama enam bulan pertama 2024 mencapai 25.791 unit atau meningkat hingga 49 persen dibandingkan perolehan tahun lalu pada periode yang sama.
Meskipun insentif untuk segmen ini tidak diberikan, hybrid masih menggoda pasar kendaraan ramah lingkungan di Indonesia. Selain itu, sejumlah pabrikan berniat untuk menghadirkan lebih banyak lini mobil hybrid di tanah air. Namun langkah berbeda diambil oleh Wuling.
Public Relations Manager Wuling Motors Brian Gomgom, mengatakan bahwa pihaknya masih ingin mengandalkan Almaz dalam segmen ini dan belum berniat menambah jajaran kendaraan hybrid.
“Kalau hybrid kita masih fokus ke Almaz saja. Karena ini sebagai jembatan juga menuju elektrifikasi sepenuhnya,” kata Gomgom saat ditemui di tengah acara konferensi pers jelang IMX 2024 di kawasan SCBD, Jakarta, Selasa, 17 September.
Ia juga memastikan bahwa lini produk Wuling belum akan berubah di pasar tanah air, terdiri dari tiga model EV mencakup Air ev, BinguoEV, dan Cloud EV, kemudian lini hybrid yang diwakili oleh Almaz RS, dan empat model ICE terdiri Alvez, Confero, Cortez, dan Formo.
“Kami memang konfigurasinya saat ini lebih ke tiga model kendaraan listrik (EV), satu hybrid, dan empat model ICE,” tambah Gomgom.
BACA JUGA:
Menurutnya, langkah yang diambil oleh pabrikan dari China ini cukup tepat dalam memenuhi berbagai kebutuhan mobilitas masyarakat Indonesia.
“Menurut kami ini langkah bagus karena bisa menjawab berbagai kebutuhan masyarakat, kami sediakan untuk kebutuhan EV, lalu memenuhi kebutuhan bagi konsumen yang ingin transisi melalui hybrid, dan kami juga masih sediakan kendaraan bagi konsumen yg inginkan ICE,” ucap Gomgom.
Meskipun kendaraan listrik menjadi tulang punggung dari merek ini, Gomgom mengatakan pihaknya tidak melupakan kendaraan mesin bensin di mana permintaannya masih sangat tinggi di Indonesia.
“Tidak bisa dipungkiri memang pertumbuhan EV saat ini berkembang pesat, tapi kami tidak melupakan untuk ICE di mana dalam transisi, segmen tersebut masih yang paling besar,” pungkas Gomgom.