JAKARTA - Hari libur kerap menjadi pilihan banyak orang untuk melakukan touring. Tak sedikit yang mengambil waktu malam hari dengan alasan menghindari kemacetan hingga tidak terpapar sinar matahari.
Namun demikian, mengambil langkah untuk menempuh perjalanan malam hari dinilai lebih tinggi risikonya daripada pagi maupun siang hari. Hal itu seperti diungkapkan oleh Instruktur YRA & Community PT Yamaha Indonesia Motor Mfg, Muhammad Arief.
"Kalau malam hari itu pasti jarak pandang terbatas karena gelap. Apalagi kalau lampu jalan itu jarang ditemukan, risikonya lebih sering menghantam lubang jalan," katanya saat ditemui di kawasan Jogja beberapa waktu lalu.
BACA JUGA:
Tak hanya itu, Arief juga mengatakan ketika terpaksa menempuh perjalanan malam hari, risiko lainnya yaitu kurang berinteraksi dengan pengendara lain dan sulit untuk mengontrol diri.
"Jadi, lebih sulit untuk mengontrol diri ketika memilih jalan malam," tuturnya.
Terlebih, ia mengatakan malam hari sebenarnya dikhususkan untuk waktu istirahat. Biasanya ketika melewati perpindahan waktu bisa memengaruhi kondisi mata. Selain itu, musuh utama juga rasa kantuk.
"Bisa istirahat dengan berhenti minum air mineral atau coba buka helm untuk refresh lagi pada bagian kepala dan melakukan pemanasan kecil selama beberapa menit," ujarnya.
Untuk itu, ia merekomendasikan untuk melakukan perjalanan pagi sampai sore hari dan menghindari perjalanan malam karena banyak risiko yang didapat.