JAKARTA – Berbagai cara dilakukan pemangku kepentingan global untuk menghadapi krisis iklim yang terjadi saat ini, salah satunya dengan gencar mempromosikan kendaraan listrik.
Khusus kendaraan listrik setelah tumbuh amat pesat dalam 3 tahun terakhir namun sejak awal tahun ini pergerakannya justru lambat.
Menurut laporan Carscoops, dikutip 24 Juni, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), António Guterres, awal bulan ini telah menyerukan kepada pemerintah dan media di seluruh dunia untuk menghentikan menerima dana dari industri bahan bakar fosil. Guterres menuduh perusahaan energi telah "memutarbalikkan kebenaran, menipu publik, dan menabur keraguan" tentang krisis iklim yang sedang berlangsung.
"Hentikan orang-orang gila yang memicu kegilaan lebih," katanya tegas.
Komentar Guterres ini datang pada saat yang sangat penting bagi industri otomotif. Konsumen masih ragu terhadap kendaraan listrik (EV), terutama karena banyak model EV baru yang masih jauh lebih mahal dibandingkan kendaraan yang menggunakan bahan bakar fosil serta keterbatasan infrastruktur pendukung.
Guterres juga menyerukan diberlakukannya pembatasan iklan bahan bakar fosil, serupa dengan pembatasan iklan tembakau dan alkohol yang diterapkan di seluruh dunia. Berbeda dengan iklan tembakau yang terutama dibatasi untuk menghindari pengaruh buruk terhadap anak-anak, larangan iklan bahan bakar fosil bertujuan untuk mempengaruhi perilaku konsumen secara keseluruhan.
Beberapa negara, kota, dan perusahaan sudah mulai melarang perusahaan minyak dan gas untuk beriklan. Prancis misalnya, membatasi promosi batubara, gas, dan hidrogen yang diproduksi dari bahan bakar fosil, sementara Amsterdam, Sydney, dan Edinburgh juga membatasi iklan dari perusahaan dengan emisi tinggi. Dari sisi media, The Guardian, Vox, dan Le Monde dari Prancis telah melarang iklan minyak dan gas.
Namun, pembatasan semacam itu mungkin lebih sulit diterapkan di tingkat nasional di negara seperti Amerika Serikat.
"Bahkan jika Kongres mencoba melakukannya, larangan iklan bahan bakar fosil dipastikan gagal melawan tantangan hukum di bawah undang-undang AS saat ini," kata Rebecca Tushnet, seorang profesor Amandemen Pertama di Harvard Law School.
Dengan berbagai tantangan dan perubahan yang terjadi, masa depan industri otomotif tampaknya akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana dunia merespons seruan Guterres dan langkah-langkah selanjutnya dalam menghadapi krisis iklim.