Bagikan:

JAKARTA - Produsen mobil asal China, BYD, mencanangkan ambisi untuk menguasai 5 persen pangsa pasar mobil listrik di Eropa, bahkan sebelum memulai produksi di pabrik baru mereka di Hungaria. Target ini setara dengan 70.000 mobil listrik penuh. Jika termasuk plug-in hybrid, targetnya bisa mencapai hampir 115.000 unit.

Pada tahun 2023, BYD hanya menjual kurang dari 16.000 mobil di Eropa, seluruhnya mobil listrik penuh, dan hanya meraih pangsa pasar 1,1 persen.

CEO BYD Eropa, Michael Shu, mengatakan dalam wawancara khusus dengan Automotive News, dikutip Kamis, 14 Maret, target ambisius ini bukan hal yang mustahil. BYD baru memulai di Eropa dan masih mempelajari bagaimana respons pasar terhadap teknologi, produk, dan layanan mereka.

Shu mengatakan BYD memiliki target berbeda untuk setiap pasar di Eropa, namun secara keseluruhan, mereka ingin mencapai 5 persen pangsa pasar mobil listrik sebelum memulai produksi lokal.

“Ketika kami membangun di Eropa, kami akan lebih dekat dengan pelanggan, menawarkan pengiriman yang lebih cepat, dan orang akan lebih percaya kepada kami. Target kami adalah menjadi perusahaan Eropa dan bukan perusahaan China yang berbisnis di Eropa. Ini akan menjadi dari Eropa untuk Eropa,” tegas Shu.

Lebih lanjut ia menyatakan BYD hanya akan menggunakan teknologi canggih dari China ketika mulai membangun di sini, tetapi pekerjaan akan dilakukan di pabrik lokal, menggunakan tenaga kerja lokal dan rantai pasokan yang terlokalisasi.

“Bulan depan, kami akan mengadakan acara untuk menarik pemasok Eropa untuk mendukung pabrik kami di Hungaria. Kami ingin melibatkan mereka dari awal," tambah Shu.

Pabrik di Hungaria akan menjadi yang pertama bagi BYD di Eropa dan akan memiliki kapasitas produksi 150.000 kendaraan per tahun yang dapat ditingkatkan menjadi 300.000. Produksi akan dimulai sebelum 2026 dan fokus pada mobil listrik dengan baterai yang dibangun di Hungaria.

Shu mengatakan BYD ingin menjadi merek premium di Eropa dengan harga yang terjangkau. Mereka juga sedang mempertimbangkan untuk membawa merek Denza dan YangWang ke Eropa.

BYD memilih model distribusi tradisional dengan dealer waralaba untuk menjangkau pasar Eropa. Shu mengatakan mereka masih perlu memperluas jaringan dealer untuk mencapai target ekspansi mereka.

Menariknya pada akhir wawancara Shu menolak tegas jika BYD dianggap Teslanya China. 

“Saya rasa ini datang dari orang-orang yang tidak memahami BYD dan tidak memahami Tesla. Memang benar kami memiliki produk yang bersaing seperti Seal dan Model 3, namun kami adalah perusahaan yang sangat berbeda. BYD memiliki banyak portofolio merek dan teknologi — termasuk mobil hibrida plug-in tercanggih kami — sementara Tesla adalah mobil listrik yang hanya memiliki satu merek,” pungkasnya.