Bagikan:

JAKARTA - Sistem pemantauan pengemudi membantu pengemudi untuk lebih waspada saat berada di belakang kemudi dan memperingatkan pengemudi saat diperlukan. Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh Toyota pada tahun 2006 untuk model terbarunya juga pada Lexus dan karena fungsi pentingnya akhirnya diikuti pabrikan lain.

Sistem pemantauan pengemudi ini berbasis kamera yang memantau perilaku pengemudi dan memperingatkan mereka dengan mengeluarkan alarm audio atau menampilkan lampu peringatan di dasbor misalnya saat pengemudi mengantuk atau melakukan kecerobohan lain saat berkendara.

Nah, sebuah kabar mengejutkan datang dari lembaga keselamatan Insurance Institute for Highway Safety (IIHS) di Amerika Serikat (AS). Institusi ini baru saja merilis hasil evaluasi mereka terhadap sistem pemantauan pengemudi pada mobil-mobil canggih yang dilengkapi fitur semi-otonom. Hasilnya? Mengerikan!

Diketahui, banyak mobil baru yang dijual saat ini menawarkan kemampuan berkendara semi-otonom. Meski demikian, pengemudi harus tetap memperhatikan dan memegang kemudi. Jika hal ini tidak terjadi, kendaraan perlu mengambil tindakan dan memperingatkan pengemudinya. IIHS mengatakan banyak dari sistem ini tidak cukup efektif, sehingga bisa membuatnya lebih berbahaya bagi pengemudi, penumpang, dan pengguna jalan lainnya.

“Kami mengevaluasi sistem otonom ini dari BMW, Ford, General Motors, Genesis, Lexus, Mercedes-Benz, Nissan, Tesla dan Volvo. Kebanyakan dari sistem tersebut tidak mencakup langkah-langkah yang memadai untuk mencegah penyalahgunaan dan mencegah pengemudi kehilangan fokus pada apa yang terjadi di jalan,” ,” kata Presiden IIHS David Harkey, dikutip dari CarBuzz, 12 Maret.

Dari 14 sistem yang diuji, hanya satu yang mendapat peringkat "Baik (Acceptable)". Sebanyak dua sistem mendapat peringkat "Cukup (Marginal)", sementara sisanya, 11 sistem, mendapat peringkat buruk (Poor)! Artinya, sebagian besar mobil canggih dengan fitur semi-otonom saat ini ternyata tidak memiliki sistem keamanan yang memadai untuk mencegah pengemudi lalai atau ketika ceroboh. Ini tentu saja bisa sangat berbahaya!

Sistem Teammate pada Lexus LS menjadi satu-satunya yang mendapat peringkat "Baik". Sementara itu, peringkat "Cukup" diraih oleh GMC Sierra dan Nissan Ariya. Mengejutkan? Merek-merek ternama seperti Volvo (S90), Tesla (Model 3), Genesis (G90), Mercedes-Benz (C-Class), dan Ford (Mustang Mach-E) justru mendapat peringkat "Buruk". Sayangnya, di sisi lain Lexus LS dan Nissan Ariya juga memiliki sistem perlindungan yang berkinerja lebih buruk.

Menurut Alexandra Mueller, peneliti senior di IIHS, kelemahan utama dari sistem-sistem ini adalah ketidakefektifan mereka dalam memonitor fokus pengemudi. Banyak sistem yang hanya memberikan peringatan samar-samar ketika pengemudi lengah, dan itu pun terlambat. Parahnya lagi, beberapa sistem bahkan bisa tetap aktif meski pengemudi tidak memakai sabuk pengaman atau mematikan fitur keamanan vital lainnya.

IIHS berharap hasil tes ini mendorong produsen mobil untuk meningkatkan sistem monitor pengemudi mereka. Beberapa langkah perbaikan yang disarankan termasuk peringatan yang lebih jelas dan terus-menerus, aktivasi sistem hanya ketika sabuk pengaman terpasang, dan integrasi dengan pengereman darurat otomatis. 

Kabar baiknya, beberapa produsen seperti Tesla sudah mulai menerapkan perbaikan melalui update software. IIHS percaya perbaikan ini bisa dilakukan dengan cepat dan mudah.

Temuan mengejutkan lainnya adalah tidak ada satupun dari 14 sistem yang diuji mampu memenuhi standar minimal untuk monitor pengemudi. Meski begitu, sistem BlueCruise dari Ford dan Adaptive Cruise Control milik General Motors menunjukkan hasil terbaik dengan memberikan peringatan ketika wajah atau kamera pengemudi ditutupi. Sebaliknya, sistem milik BMW sama sekali tidak bereaksi ketika kamera ditutupi.

IIHS menegaskan bahwa sistem bantuan pengemudi masih jauh dari sempurna. Diharapkan para pengemudi tidak terlalu bergantung pada teknologi ini, yang bisa berakibat fatal.