Bersiap Menuju Olimpiade 2032, Kemenpora Berencana 'Hidupkan' Lagi Wisma Hambalang
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali (Foto: Kemenpora)

Bagikan:

JAKARTA - Pembangunan Pusat Pelatihan, Pendidikan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang, Jawa Barat, terbengkalai sejak 2011 karena kasus korupsi. Rencananya, pembangunan akan dilanjutkan di era Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali.

Menpora akan menggunakan kembali Wisma Hambalang untuk pembinaan atlet usia muda. Keinginan itu sudah mendapatkan 'lampu hijau' dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, ada syarat yang harus dipenuhi, yakni perubahan desain wisma Hambalang.

"Presiden beri arahan (Hambalang) boleh digunakan. Saya sudah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat)," kata Menpora dalam bincang-bincang dengan MNCTrijaya.

Presiden Jokowi memang sudah berjanji akan menyelamatkan Hambalang. Bahkan pada Maret 2016, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyempatkan diri untuk mengunjungi proyek tersebut.

Rencananya, Menpora Zainudin Amali akan menggunakan Hambalang sebagai tempat pembinaan atlet berusia 10-13 tahun untuk cabor olahraga yang berlangganan tampil di Olimpiade.

Rencana ini sejalan dengan keinginan Presiden Jokowi agar Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Menpora ingin mempersiapkan atlet berkualitas yang bakal membawa nama Indonesia di ajang tersebut.

"Kami sudah harus persiapkan sekarang sehingga pada 2032 nanti, mereka sudah siap. Karena peak performance atlet itu sekitar 24-26 tahun," tutur Menpora.

Selain dari Presiden Jokowi, 'lampu hijau' untuk melanjutkan pembangunan proyek wisma Hambalang juga datang dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal Kemenpora, Gatot S Dewabroto yang sudah menemui pimpinan KPK pada Maret 2016 lalu.

Gatot menegaskan, memang perlu dilakukan re-design sebelum melanjutan pembangunan proyek Hambalang. Saat ini, komunikasi antara Kemenpora dan Kemen-PUPR yang sempat terhenti akibat pandemi COVID-19, kini sudah dimulai lagi.

"Yang penting masing-masing bikin standing position-nya," kata Gatot.