Bagikan:

JAKARTA -  Kendati otoritas China menegaskan tidak akan menggelar ajang olahraga internasional apapun tahun ini kecuali uji coba Olimpiade Musim Dingin 2022 Beijing, Tur WTA bersikeras untuk melangsungkan seri turnamen Negara Tirai Bambu. 

Badan olahraga tertinggi di China, Administrasi Umum Olahraga (GAS), baru saja menerbitkan dokumen kebijakan terperinci untuk diterapkan tahun ini. Gunanya, untuk menekan angka paparan pandemi COVID-19 di negara tersebut.

Sedangkan WTA menjadwalkan setidaknya tujuh turnamen di China dalam kalender baru mereka untuk musim 2020. Termasuk WTA Finals di Shenzhen yang dijadwalkan pada Oktober-September.

"Sepemahaman kami, laporan yang beredar tentang aturan ajang olahraga internasional di China belum mencerminkan keputusan final," demikian pernyataan resmi WTA yang dilansir dari Antara, Selasa, 21 Juli.

"Kami masih berada di jalur keputusan awal terkait linimasa kalender Tur WTA 2020, yang dijadwalkan mulai akhir Juli," lanjut pernyataan itu.

WTA Finals biasanya diikuti delapan pemain tunggal terbaik dan delapan ganda putri terbaik, yang tahun lalu membagikan hadiah total 14 juta dolar AS. Tahun ini menjadi pertama kalinya WTA Finals digelar di Shenzhen.

Direktur Wuhan Open, Brenda Perry menyatakan, WTA terus berkomunikasi dengan GAS dan Asosiasi Tenis China. Kata dia, kepastian soal turnamen hanya masalah kesabaran.

Sejak pandemi COVID-19 merebak di China pada Februari, negara itu sudah berhasil mengurangi tingkat paparan virus. Namun, otoritas negara itu masih berhati-hati terkait kebijakan menggelar ajang olahraga.

Bola basket jadi liga profesional pertama yang berlanjut di China pada Juni sedangkan sepak bola dijadwalkan memulai musim 2020 pada Juli. Masing-masing acara olahraga ini tertunda lima bulan lamanya.

Sejauh ini belum ada keputusan definitif terkait turnamen tenis di China. Menurut salah satu sumber di China, sikap akhir bakal ditentukan pada pengujung Juli.

Tenis bukan satu-satunya cabang olahraga yang berharap bisa menggelar turnamen internasional di China. Ada Formula One, golf serta ajang esports yang juga memiliki harapan sama.