Bagikan:

JAKARTA -  Baru setahun memperkuat Renault, Daniel Ricciardo hijrah ke McLaren untuk musim Formula 1 tahun depan. Ricciardo disebut terlalu berani mengambil risiko pindah ke tim bermarkas di Woking itu ketimbang bertahan di Renault, yang notabene tim pabrikan yang memiliki fasilitas dan bujet yang lebih besar. Tapi, pebalap Australia ini tentunya punya alasan. Apa Itu?

Sesungguhnya, tahun pertama Ricciardo di Renault tidak bisa dibilang memuaskan. Ia mengakhiri musim 2019 di peringkat sembilan, hasil terburuknya sejak 2013. Ia juga hanya delapan kali mencetak poin tanpa finis podium sekali pun.

Sementara McLaren - yang sama-sama menggunakan power unit Renault musim itu - bangkit untuk memuncaki klasemen tim papan tengah, setelah tahun-tahun buruknya bersama Honda. McLaren akan meninggalkan Renault dan beralih menggunakan power unit Mercedes, salah satu mesin terkuat dan paling bisa diandalkan di grid, mulai 2021.

"Mereka (McLaren) adalah tim yang paling banyak membuat suara, Mercedes memenangi kejuaraan lagi, tapi jelas bahwa McLaren adalah tim yang membuat kemajuan paling besar dari semuanya," kata Ricciardo seperti dilansir laman resmi F1, Senin, 22 Juni.

"Jadi itu sangat menggembirakan bagi mereka dan itu benar-benar apa yang bisa kalian gunakan sebagai dasar untuk melenggang ke masa depan,"

Daniel Ricciardo

Saat ini musim balapan masih ditangguhkan akibat pagebluk COVID-19. Pebalap berusia 30 tahun itu kini akan menjalani tahun keduanya dan terakhir bersama Renault ketika F1 akan restart pada 5 Juli nanti di Austria.

Sementara itu, McLaren akan menjadi tim kelima bagi Ricciardo di F1. Sebelumnya ia debut dengan HRT pada 2011 sebelum pindah ke Toro Rosso, Red Bull dan Renault.