Pesan Menpora saat Lepas 23 Atlet Paralimpiade Tokyo 2020
Acara pengukuhan dan lepas atlet Paralimpiade (Nailin In Saroh/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali mengukuhkan sekaligus melepas 23 atlet Indonesia untuk bertanding di Paralimpiade Tokyo 2020. Pengukuhan dan pelepasan atlet Paralimpiade dilakukan pada Sabtu, 14 Agustus, pagi WIB.

Menpora Amali berharap kontingen Indonesia yang berangkat menuju medan perjuangan Paralympic Games di Tokyo dapat kembali ke Tanah Air dengan membawa medali.

"Salam hangat dari Pak Presiden Joko Widodo, semoga kontingen Indonesia berhasil pada perhelatan Paralympic Tokyo kembali dengan medali sebagai hasil pembinaan selama ini," ujar Menpora Amali dalam acara yang digelar virtual, Sabtu, 14 Agustus.

"Insyaallah bila waktunya memungkinkan, Bapak Presiden akan menerima langsung kontingen yang nanti kembali dari Tokyo," sambungnya.

Lebih lanjut, Amali bersyukur pada olimpiade Tokyo yang baru saja ditutup, Indonesia tetap bisa menunjukkan prestasi dengan perolehan satu medali emas, satu perak dan tiga medali perunggu.

Dia berharap, semangat yang ditunjukkan oleh para atlet di olimpiade bisa menginspirasi dan memicu semangat juang para atlet yang akan mengikuti Paralimpiade Tokyo 2020.

"Saudara-saudara harus bisa menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dalam olahraga. Keterbatasan tidak menjadi penghalang untuk berprestasi, tetapi anda harus tunjukkan bahwa semangat olahraga semua sama," imbau Menpora.

"Saya berpesan kepada para atlet, anda semua sudah mengikuti single event di berbagai negara dan mendapatkan poin. Ini adalah perjuangan yang tidak mudah. Anda masuk pelatnas sejak Oktober berarti sekian lama sudah berlatih dan mempersiapkan diri untuk menghadapi Paralympic Tokyo 2020," lanjutnya.

Walaupun harus disadari bahwa tidak mudah bagi para atlet untuk berlatih di tengah pandemi, tapi kata Menpora, atlet dari negara lain pun mengalami hal yang sama. Karenanya, atlet Indonesia tidak boleh merasa ada yang lebih atau berada dibelakang atlet-atlet negara lain.

"Start kita sama, awal pandemi yang sama, cara berlatih mungkin berbeda tetapi saya kira sebagai sebuah bangsa besar anda semua para atlet hadir di Tokyo bukan hanya mewakili diri sendiri, keluarga, NPC tapi anda semua mewakili lebih dari 267 juta rakyat Indonesia. Camkan itu, anda bertanding atas nama bangsa dan negara," tegas Menpora.

Pemerintah berharap para atlet dapat menunjukkan kemampuan terbaik di lapangan nanti. "All out untuk bertanding dan berjuang karena anda semua pahlawan olahraga Indonesia. Sebagai pahlawan ada jiwa ksatria pantang menyerah dan bertanding sampai titik akhir," kata Amali.

Amali mengaku percaya dan meyakini para atlet dan tim yang akan berangkat menuju Paralympic Games Tokyo 2020 adalah orang-orang pilihan.

"Banyak yang ingin, tapi hari ini anda yang terpilih mewakili negara mengibarkan bendera merah putih, memperdengarkan lagu Indonesia Raya di ajang Paralympic Tokyo. Karena itu harapan saya fokus dalam pertandingan. Jangan memikirkan apapun karena semua sudah disiapkan NPC, pemerintah dan tugas anda para atlet hanya bertanding fokus konsentrasi setiap pertandingan yang anda hadapi," kata Amali dalam arahannya.

Amali juga berharap para atlet berangkat dengan keriangan sehingga kembali ke tanah air dengan kebanggaan. Ia kembali berpesan, agar para atlet menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Dan menganggap Paralympic Tokyo 2020 ini adalah kesempatan terakhir untuk berprestasi.

Dengan demikian, menurut Amali, pasti akan muncul semangat dan rasa bahwa atlet-atlet harus berprestasi dan kembali ke tanah air dengan penuh kebanggaan seluruh rakyat Indonesia.

"Paralympic adalah ajang tertinggi atlet para games kita. Belum tentu nanti di Paris 2024 anda akan terpilih mewakili negeri ini. Oleh karena itu saya minta paralympic Tokyo 2020 ini harus anda anggap sebagai Paralympic terakhir yang anda ikuti. Jangan berpikir kalau saya tidak maksimal masih ada Paris 2024, belum tentu. Perjalanan waktu akan menentukan karena persiapan makin ketat dan banyak," demikian Menpora Amali.