JAKARTA - Pemberitaan tentang Nurul Akmal, lifter putri Indonesia yang tampil di Olimpiade Tokyo viral di media massa dan media sosial.
Hal itu terjadi setelah adanya oknum tak bertanggung jawab melakukan body shaming saat atlet yang akrab disapa Amel mengambil karangan bunga dalam acara penyambutan di Gedung VIP Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.
Suara oknum tak bertanggung jawab itu terekam dałam video dari akun Instagram @timindonesiaofficial yang menyiarkan langsung acara penyambutan.
Potongan video tersebut diunggah oleh beberapa akun media sosial hingga menjadi viral karena ungkapan itu identik dengan body shaming atau ekspresi penghinaan terhadap bentuk tubuh orang lain.
Namun, Amel memiliki jiwa yang sangat lapang. Dia menganggap perkataan itu hanya candaan dan memaafkan oknum tersebut. Dia bahkan meminta untuk tidak dibesar-besarkan lagi.
BACA JUGA:
Saat ini, Amel ingin menjalani karantina dengan tenang agar dapat fokus latihan setelah kembali ke pemusatan latihan nasional.
“Jujur jika dibahas terus-menerus seperti sekarang ini, Amel jadi tidak nyaman dan terganggu karena terlalu heboh. Amel ingin menjalani karantina dengan tenang dan ingin fokus menyiapkan diri untuk berlatih lebih giat dan tekun lagi, mengingat akan ada banyak kejuaraan dan multi event international yang juga akan Amel ikuti,” kata lifter kelahiran Aceh 12 Februari 1993 ini dalam keterangan resmi NOC Indonesia.
Sementara itu, NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari meminta semua pihak dapat menciptakan lingkungan kondusif dan positif untuk
“Saya baru menelepon Amel, dia dalam keadaan sehat. Namun, ia mengaku cukup terganggu dengan pemberitaan yang terjadi baru-baru ini,” kata Okto, Raja Sapta, yang masih berada di Tokyo.
“NOC Indonesia sangat menyayangkan adanya oknum yang berbicara seperti itu. Apalagi, diungkapkan pada acara penyambutan Kontingen Indonesia. Tampil di Olimpiade itu tak mudah, atlet harus melewati kualifikasi agar bisa bersaing di multi event paling tertinggi dan bergengsi di dunia. Semua atlet yang tampil di Tokyo itu pahlawan. Mereka berjuang membawa nama Merah Putih di kancah internasional,” lanjut Okto.