Akan Bertanding di Olimpiade Tokyo, Kontingen Indonesia Minta Doa Restu
ILUSTRASI

Bagikan:

JAKARTA - Chef de Mission (Cdm) Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo 2020, Rosan Perkasa Roeslani, menyatakan para atlet sudah siap bertanding dalam turnamen yang bakal digelar mulai Jumat, 23 Juli hingga Minggu 8 Agustus.

Dengan kedatangan Tim Bulu Tangkis, atlet Indonesia yang berada di Desa Atlet kini berjumlah 24, yakni bulu tangkis (11), angkat besi (4), menembak (1), panahan (4), renang (2), dan surfing (1+1 alternated athlete).

Menyusul, 2 atlet rowing Mutiara Rahma Putri dan Melani Putri serta lifter Deni berangkat dengan didampingi tiga Komite Eksekutif NOC Indonesia yaitu Indra Gamulya, Rafiq Hakim Radinal serta Arlan Perkasa Kusuma pada pada Selasa, 20 Juli, malam.

Serta 2 sprinter Lalu Muhammad Zohri (putra) dan Alvin Tehupeiory (putri) yang didampingi Sekjen NOC Indonesia Ferry J Kono berangkat di kloter terakhir pada 24 Juli pada Sabtu, 24 Juli, malam.

"Alhamdulillah rombongan atlet tangkis sudah berangkat 11 atlet. Rombongan kedua 13 atlet dan rombongan berikutnya sudah datang lagi 3 atlet. Jadi sekarang sudah hampir semua, kecuali 1 untuk atletik yang memang belum bertanding, baru akan datang pada 24 Juli," ujar Rosan dalam konferensi pers secara daring, Kamis, 22 Juli.

Rosan melaporkan, semua kontingen yang hadir baik atlet maupun official supporting team dari Indonesia dalam keadaan sehat dan terus dimonitor secara ketat. Tentu, kata dia, ini merupakan sesuatu hal yang baru, dimana aturan-aturan terus disempurnakan oleh komite olimpiade di Tokyo. 

"Kita ingin memastikan baik dari segi kesehatan maupun kesiapan bisa berjalan dengan baik. Sampai disini kita memang harus menjalani karantina selama 3 hari terhitung hari besoknya dan kita sudah melakukan tes saliva (berbasis air liur) dan proses nya sangat ketat memakan waktu 3-3,5 jam," ungkapnya.

Para kontingen, lanjut Rosan, langsung disambut duta besar KBRI untuk Jepang dan jajaran. Serta ditempatkan di satu tower wisma atlet yang sama sehingga koordinasi bisa lebih baik.

"Kita punya ruangan sekretariat termasuk untuk supporting team dan kesehatan, dokter, semua dilantai 2 sehingga semuanya lebih terkoordinir. Kita pun secara rutin tiap jam 8 malam lakukan koordinasi, meeting dengan official dan pelatih, Alhamdulillah para atlet sudah melakukan latihan secara reguler," jelasnya.

Saat mengunjungi pusat latihan, Rosan mengungkapkan, para atlet nasional seperti cabang olahraga panahan, angkat besi dan renang kondisinya semua prima. "Atlet kita juga dalam monitor dari segi kesehatan sangat prima. Kita pun diwajibkan 7 hari ke depan untuk melakukan tes saliva air liur untuk memastikan kondisinya semua berjalan dengan baik," ungkapnya.

Rencananya, kata Rosan, pada Jumat, 23 Juli akan digelar upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2021, melibatkan semua kontingen untuk parade, termasuk dari Indonesia. Dengan batas maksimum 10 orang karena ditentukan keterbatasan. 

"Kami juga memastikan terutama untuk cabang olahraga yang bertanding besoknya, atletnya tidak kami sertakan. Karena kami menjaga fisik kesehatan atlet kita, karena pada esok harinya sudah ada kualifikasi. Seperti panahan bertanding, angkat besi kemudian bulu tangkus bertanding. Jadi memang ada beberapa cabang yang bertanding tanggal 24 Juli. Sebab itu, cabor tersebut atletnya kita tidak sertakan," paparnya.

Rosan menambahkan, para kontingen akan berangkat ke lokasi pembukaan Olimpiade Tokyo dari wisma atlet pukul 18.00 waktu setempat. "Rencananya untuk kita akan berangkat dari sini pukul 6 sore, acara mulai pukul 8 lah. Insyaallah semua berjalan baik mohon doa restu," kata Rosan.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Jepang Heri Ahmadi, menyambut baik para atlet dan official Indonesia dalam pekan olahraga akbar Olimpiade Tokyo yang hingga saat ini kondisinya sangat sehat.

"Kami telah berdiskusi bagaimana kita mensinergikan antara potensi komunikasi yang dimiliki oleh KBRI dengan tim. Kita ingin tetap bersama-sama lebih baik. Salah satu diantaranya kami telah bersepakat untuk secara berkala tentu dengan mengikuti saran para wartawan di Indonesia dan di Jepang untuk melakukan acara pers konferensi seperti ini," kata Heri.

Menurutnya, media komunikasi sangat penting karena pada olimpiade kali ini tidak ada penonton sama sekali dari luar negeri, termasuk Indonesia. Sehingga saluran media ini paling diharapkan masyarakat Indonesia untuk mengetahui apa saja yang terjadi di olimpiade tersebut.