Meskipun Ada Stigma Liverpool dalam Darahnya, Benitez Ingin Menangi Hati Suporter Everton
Rafael Benitez (Twitter @everton)

Bagikan:

JAKARTA - Rafa Benitez menegaskan dirinya ingin memenangi hati para suporter Everton walaupun penunjukkannya sebagai pelatih sempat disambut gelombang penolakan dari sejumlah kalangan, karena masa lalunya pernah menukangi klub rival sekota Liverpool.

"Evertonian di sekitar tempat tinggal saya mereka cukup senang dan suportif," kata Benitez dalam jumpa pers mengutip Antara, Rabu malam.

"Bahkan suporter Liverpool juga sangat menerima saya mengambil kesempatan untuk kembali di Liga Premier Inggris, berkompetisi untuk sesuatu. Sungguh perasaan luar biasa," ujarnya menambahkan.

Benitez diberi kontrak berdurasi tiga tahun oleh Everton, kendati gelombang penolakan dari suporter sempat bermunculan.

Bahkan, sebelum resmi diumumkan, sebuah spanduk bernada ancaman terdapat di dekat rumah kediaman Benitez di Wirral, Liverpool.  Kasus itu kini diselidiki oleh Kepolisian Merseyside.

Benitez adalah orang kedua sepanjang sejarah yang pernah menangani Everton dan Liverpool setelah William Edward Barclay.

Bedanya, Barclay saat itu lebih dulu menangani Everton sebelum menciptakan klub tandingan Liverpool pada akhir abad 1800.

Pelatih asal Spanyol itu bertekad untuk memenangi hati para Evertonian dengan cara menghadirkan mentalitas pemenang di dalam skuad klub Merseyside Biru itu.

"Saya sudah berbicara dengan sejumlah pemain senior dan semuanya tampak ambisius walau menyadari ada sesuatu yang kurang. Ini yang akan kami cari bersama-sama," katanya.

"Bagi saya, harus ada mentalitas pemenang sejak hari pertama hingga terakhir. Pembicaraan yang sudah berlangsung mengarah ke sana. Para pemain ingin tampil baik dan bertekad tim ini meningkat.

"Itu sangat penting bagi saya, memiliki pemain-pemain senior yang terus berusaha maju dan bisa menjadi contoh bagi yang lebih muda," tutup Benitez.

Everton ditinggalkan oleh Carlo Ancelotti yang pulang ke Real Madrid, setelah gagal memenuhi target ambisius tampil di kompetisi Eropa lantaran hanya finis di urutan ke-10 musim lalu.