Indonesia vs Thailand: Kita Batal Menyaksikan Duel 'Messi' Asia Tenggara antara Egy Maulana Vikri vs Chanathip Songkrasin
Egy Maulana Vikri. (Foto: Instagram @egymaulanavikri)

Bagikan:

JAKARTA - Pecinta sepak bola Indonesia, patut bersuka ria. Tim nasional kesayangan seluruh masyarakat Tanah Air, akhirnya melakoni laga resmi internasional.

Tim Garuda bakal ditantang musuh bebuyutan, Thailand, dalam laga lanjutan Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Meski laga ini sudah tidak menentukan lagi untuk Timnas Indonesia, namun membalaskan dendam atas kekalahan 0-3 di laga pertama, jadi harga mati untuk Egy Maulana Vikri dkk.

Di luar itu, sebenarnya ada satu hal yang ditunggu-tunggu, yakni pertemuan antara dua pemain yang disebut-sebut sebagai "Lionel Messi" Asia Tenggara. Ya, masing-masing kesebelasan punya sosok yang punya kemiripan peran dengan mega bintang Barcelona dan Timnas Argentina tersebut.

Di kubu Indonesia, Tim Garuda punya Egy Maulana Vikri. Sementara di Tim Negeri Gajah Putih, mereka punya Chanathip Songkrasin.

Egy (20), adalah rising star sepak bola Indonesia. Kiprahnya mulai mencuat kala membela Timnas Indonesia U-19 racikan Indra Sjafri empat tahun silam. Tanpa mengesampingkan kualitas pemain lainnya, performa Egy di tim kelompok umur amat mencolok.

Skill Egy di atas rata-rata pemain seusianya. Kemampuan menggiring dengan kaki kiri, memang sekilas mirip dengan Lionel Messi, yang memang doyan mengatur ritme permainan dari tengah lapangan sambil sesekali melewati lawan dengan trik-trik yang memukau.

Permainan Egy pun terpantau oleh salah satu tim dari Liga Utama Polandia (Ekstralaksa), Lechia Gdansk. Klub tersebut merekrut Egy pada Juli 2018 dengan masa kontrak tiga tahun, di mana saat itu usia Egy baru menapak ke-18!

Memang, hingga saat ini Lechia belum sepenuhnya bisa memainkan Egy dalam setiap laga. Namun bagaimanapun, Egy telah membawa nama Indonesia ke tanah Eropa, di mana tidak semua pemain asal Tanah Air mampu merasakannya.

Kini, Egy adalah salah satu andalah pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong di lini serang Garuda. Pelatih asal Korea Selatan itu memang tengah meregenerasi Timnas Indonesia, dan Egy menjadi salah satu di antara banyak pemain muda yang dipanggil Shin untuk melakoni laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia.

Penampilan Egy dalam dua laga uji coba pun patut diapresiasi. Pada laga melawan Afghanistan, dia mencetak sebiji gol dan satu assist meski Indonesia kalah 2-3.

Laga kontra Thailand pun pasti jadi ajang pembuktian Egy untuk memperlihatkan kualitas terbaiknya di ajang resmi. Di sisi lain, Timnas Thailand sendiri punya Chanathip, yang seharusnya bisa menjadi sosok "Messi" di lapangan tengah Tim Gajah Putih.

Namun ternyata sang pemain batal berlaga karena dibekap cedera. Patut disayangkan, karena seharusnya duel "Messi" terjadi di laga ini.

Secara usia dan kualitas bermain, Chanathip jelas lebih matang dari Egy. Pemain bertubuh mungil berusia 27 tahun itu sudah malang melintang di sepak bola Thailand, hingga akhirnya pada tahun 2017 ia mampu bermain di Hokkaido Consadole Sapporo, klub kasta teratas sepak bola Jepang (J-League).

Luar biasa? Tentu. Jepang adalah salah satu kekuatan utama sepak bola Asia. Negeri Matahari Terbit ini bahkan sudah beberapa kali tampil di Piala Dunia, buah dari kompetisi lokal yang berkualitas dan pembinaan pemain muda yang mumpuni.

Berbeda dengan Egy, Chanathip adalah pemain kunci di Consadole Sapporo. Bertugas sebagai playmaker, ia selalu menjadi pilihan utama klub yang dilatih Mihailo Petrovic tersebut.

Prestasinya di Timnas Thailand pun juga tak main-main. Chanathip berhasil membawa Thailand menjuarai berbagai ajang, seperti AFF Cup sebanyak 2 kali pada tahun 2014 dan 2016.

Chanathip sedang berupaya membawa negaranya lolos dari Kualifikasi Piala Dunia. Apa daya, cedera membuat usahanya sedikit terhambat, meski ini tentu menjadi keuntungan bagi Indonesia, alias setidaknya Tim Garuda punya kans besar mengalahkan musuh bebuyutannya ini.

Mungkin ada sebagian penonton yang sedikit kecewa karena "doa" untuk menyaksikan duel "Messi Asia Tenggara" batal terlaksana. Duel Egy vs Chanathip seharusnya bisa menjadi bumbu pemanis laga dua raksasa Asia Tenggara.

Meski demikian, kemenangan Timnas Indonesia, adalah "doa" utama pecinta sepak bola Tanah Air yang dalam 10 tahun terakhir, Tim Garuda hanya satu kali menundukkan Thailand yaitu pada leg pertama final Piala AFF 2016 dengan skor 2-1.

Kita doakan saja semoga Egy dkk berhasil menaklukkan Thailand nanti malam pukul 23.45 yang akan disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi SCTV. Selamat bertanding Garuda!