Bagikan:

JAKARTA - Laga terakhir AS Roma sebelum jeda internasional terbilang mengejutkan. Usai kalah 2-3 dari Bologna di Olimpico, Ivan Juric langsung didepak pada 10 November 2024.

Padahal, dia baru menjalankan tugas sekitar dua bulan sejak menggantikan Daniele De Rossi pada pertengahan September 2024.

Beberapa hari berselang, petinggi AS Roma langsung bergerak. Pertemuan pemilik Giallorossi, keluarga Friedkin, dengan Claudio Ranieri dijadwalkan di London.

Ujungnya, pelatih 73 tahun itu akan menukangi AS Roma hingga musim ini berakhir. Soalnya, dia diproyeksikan masuk jajaran direksi klub selepas musim panas tahun depan.

Terlepas dari penunjukan manajer baru, pemecatan Ivan Juric masih menimbulkan tanda tanya karena terkesan mendadak.

Selain itu, pemecatan pelatih Kroasia tersebut juga membuat suporter melihat petinggi AS Roma tidak serius mengelola tim.

Menanggapi hal itu, Direktur Teknik AS Roma, Florent Gisholfi, beberapa waktu lalu buka suara. Dia mengisyaratkan bahwa identitas sepak bola Juric tidak sesuai dengan karakter Giallorossi.

"Memang benar untuk mengatakan bahwa gaya sepak bola Ivan sangat ambisius dan sangat menuntut dari sudut pandang fisik."

"Namun, ini bukan waktunya untuk berpegang teguh pada alasan dan menawarkan analisis taktis."

"Ivan Juric melakukan yang terbaik dan seorang profesional terkemuka sejak hari pertama. Dia bergabung dengan klub dalam situasi yang sulit."

"Kami dalam kesulitan dan harus mengambil tanggung jawab," tutur Gisholfi di laman resmi klub.

Perbedaan karakter itulah yang membuat AS Roma di bawah Juric cuma meraih empat kemenangan dari 12 laga di semua ajang.

Suasana ruang ganti juga dirumorkan tidak harmonis, tidak seperti saat dinakhodai Jose Mourinho dan Daniele De Rossi.

Selepas Juric dipecat, tak ada satu pun dari pemain yang memberikan ucapan selamat jalan dan mendoakan sang pelatih untuk karier berikutnya, hal yang tak dilihat dari kepergian Mourinho dan De Rossi.

"Dalam jangka panjang, keluarga Friedkin (pemilik klub) dan suporter ingin menang. Karena itu, pemilik akan terus berinvestasi seperti yang selalu mereka lakukan sejauh ini."

"Sekarang adalah waktu untuk mengarahkan jalan kami melalui situasi sulit ini. Kami memiliki kewajiban langsung untuk mendapatkan hasil," ujar Gisholfi lagi.

AS Roma sudah dipimpin empat pelatih dalam rentang 11 bulan tahun ini.

Claudio Ranieri yang pernah menukangi Giallorossi dua kali, 2009-2011 dan 2019, diharapkan bisa mengembalikan AS Roma ke trek yang benar.

Ranieri jadi pilihan utama karena memang putra asli Roma sehingga dianggap paham betul situasi klub.

Selain itu, incaran sebelumnya yang juga pernah berkarier lama di AS Roma, Vincenzo Montella, tidak bisa dilepas Timnas Turki.

"Kami juga ingin meminta maaf kepada para suporter, yang sangat menderita saat ini. Kami semua bertanggung jawab atas situasi ini."

"Sekarang saatnya untuk berpikir dengan tenang dan membuat keputusan terbaik. Pertama-tama saya harus menyebutkan (Ivan) Juric datang ke klub selama periode yang sulit."

"Namun, dia dan stafnya memberikan segalanya dari hari pertama. Klub ingin mengucapkan terima kasih. Sekarang saatnya untuk merenung, tenang, dan membuat keputusan terbaik untuk kepentingan klub."

"Seperti yang saya katakan, saat ini kami harus mengambil tanggung jawab dan mencoba keluar dari situasi ini," kata Gisholfi.