Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir, menyatakan sikap tegas dalam upaya memberantas agen pemain yang main belakang di Liga 1 2024/2025. Demi menuntaskan kecurangan, ancaman penjara bakal menanti di depan mata.

Ketum PSSI menyatakan ancaman tegas itu bagi agen yang kedapatan mengatur pemainnya untuk cedera dan sebagainya, apalagi sampai terlibat dalam match fixing.

"Pak Ferry Paulus (Direktur Utama PT LIB) juga memaparkan bagaimana untuk sertifikasi agen pemain. Jangan juga agen-agen ini jadi mafia baru, jual-beli skor," tutur Erick Thohir.

"Pemain ini tidak usah main, pemain ini cedera diatur-atur oleh dia (agen). Tidak akan bisa. Ini juga agen yang main-main match fixing, penjarakan. Jadi, ini kita mau benar-benar bersih," kata Erick Thohir dalam keterangan usai konferensi pers di kawasan Jakarta dikutip Jumat, 21 Juni 2024.

Erick Thohir mengakui langkah tegas itu merupakan jalan agar rencana PSSI membangun kompetisi yang bersih dan baik tidak dirusak oleh pihak tak bertanggung jawab.

Apalagi saat ini PSSI terus memperbaiki kompetisi dengan membasmi aspek yang menghambat perkembangan sepak bola Tanah Air.

"Sudah bagi tugas ke klub, sudah ada VAR, wasitnya sudah lebih baik, pemilik-pemilik klub sudah juga komitmen club licensing, tapi masih ada oknum-oknum. Ini kita sikat," katanya.

Salah satu terobosan yang coba dilakukan PSSI untuk merealisasikan rencana itu ialah memperketat proses lisensi klub profesional. Untuk musim depan, klub yang tidak punya lisensi akan disanksi.

Karena itu, mulai musim ini semua klub diminta membenahi diri dan memperbaiki manajemennya. Bagi mereka yang tidak ingin maju, akan diberi hukuman oleh PSSI dan LIB.

"Pak Ferry juga memaparkan aturan mengenai bagaimana penyehatan klub dengan ada yang namanya batasan financial control, bagian dari lisensi klub," ujarnya.

"Apakah itu gaji pemain, nanti dijelaskan sendiri. Supaya apa? Kita punya cita-cita yang sama, supaya klub di Indonesia sehat," ucap Erick.