Bagikan:

JAKARTA - Andy Murray mengalami cedera ketika tengah bertanding di 16 besar Queen's Club Championship 2024 melawan Jordan Thompson pada Rabu, 19 Juni 2024. Dia terpaksa mundur dari turnamen tersebut dalam keadaan tertinggal 1-4.

Masalahnya, ada kekhawatiran cederanya belum pulih saat Wimbledon 2024 dimulai pada 1 Juli 2024. Ada laporan menyebut Murray bahkan bisa absen di dua turnamen besar mendatang.

Padahal, mantan petenis nomor 1 dunia (7 November 2016) itu berencana menjadikan Wimbledon 2024 sebagai Grand Slam terakhirnya sebelum pensiun.

Turnamen lain yang kemungkinan dilewatkan petenis 37 tahun itu ialah Olimpiade Paris 2024. Hal tersebut jelas meleset dari rencana yang sudah dibuat Murray.

Dia ingin Wimbledon 2024 dan Olimpiade Paris 2024 menjadi dua turnamen besar terakhir sebagai penutup karier tenisnya. Rencana tersebut sudah ia umumkan pada awal tahun ini.

Meski demikian, persentase kemungkinan Murray absen di dua turnamen besar itu masih belum terang. Sejauh ini, dia masih mendapat perawatan agar rencananya bisa berjalan sesuai.

"Mari berharap semuanya akan baik-baik saja dengan istirahat dan perawatan. Saya masih bisa bermain (di Wimbledon)," kata Murray berharap.

"Saya tidak tahu persis apa masalahnya. Saya belum pernah mengalami hal itu sebelumnya. Saya tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menjadi lebih baik dan apa pilihan pengobatannya," tuturnya lagi.

Murray berharap bisa tampil di Wimbledon, apalagi Olimpiade. Khusus Olimpiade Paris 2024, dia berambisi meraih medali emas ketiganya untuk Inggris Raya.

Sementara itu, Andy Murray tampak berusaha sekuat tenaga untuk terus bermain melawan Thomson, tetapi dia kemudian terlihat meringis di kursinya saat ia mengatasi rasa sakit.

Petenis 37 tahun itu terjatuh pada gim keempat set pertama karena cedera punggung bawah sehingga memaksa wasit menghentikan pertandingan untuk meminta waktu medis.

Setelah perawatan singkat, Murray dapat kembali ke lapangan dan melanjutkan permaian. Namun, cederanya membuat dia tak bisa bertahan dan akhirnya memutuskan mundur.

Setelah dia keluar lapangan, penonton berdiri untuk memberikan tepuk tangan kepada peraih tiga Grand Slam itu.

"Anda tidak ingin menang seperti itu. Dia seorang juara yang hebat dan mengecewakan melihatnya terluka," komentar Thomson melihat pesaingnnya itu kepada BBC.

Andy Murray pernah menjadi petenis nomor 1 dunia dengan raihan tiga gelar Grand Slam. Perinciannya, dua gelar Wimbledon (2013 dan 2016) dan satu US Open (2012). Dia juga meraih dua medali emas pada Olimpiade 2012 dan 2016 sebagai tunggal putra.

Murray juga tercatat pernah memenangi Davis Cup pada 2015. Selain itu, dia sudah menginjakkan enam partai final Grand Slam, lima di Australia Open dan satu di Perancis Open.