YOGYAKARTA - Trofi Naismith merupakan salah satu piala paling bergengsi dalam olahraga basket. Apabila dalam kompetisi basket NBA terdapat trofi Larry O’Brien bagi pemenangnya, piala bagi juara di Piala Dunia Federasi Basket Internasional (FIBA) adalah trofi Naismith. Lantas seperti apa sejarah trofi Naismith?
Setelah terpilih sebagai salah satu tuan rumah FIBA Basketball World Cup, Indonesia mendapat kesempatan dihampiri oleh Trofi Naismith. Dalam even Trophy Tour FIBA, Surabaya menjadi kota ketiga yang jadi tempat mampir trofi Naismith. Trofi idaman para pebasket tersebut dipamerkan di halaman Balai Pemuda selama dua hari.
Dengan adanya rangkaian tour trofi Naismith di tiga kota besar, yaitu Solo, di Bali, dan Surabaya, maka diharapkan dapat memantik semangat para pebasket di tanah air. Banyak pecinta olahraga yang juga penasaran dengan sejarah trofi Naismith ini.
Sejarah Trofi Naismith
Trofi Naismith adalah piala dalam kompetisi Piala Dunia Bola Basket yang digelar oleh FIBA. Setiap empat tahun sekali, para tim yang diisi oleh pebasket-pebasket berbakat akan memperebutkan Naismith Trophy.
Naismith Trophy muncul dan digunakan pertama kali tahun 1967, selang 17 tahun sejak Piala Dunia Bola Basket awal dimulai pada 1950. Berdasarkan catatan arsip di laman resmi FIBA, rencana pembuatan trofi ini sebenarnya sudah direncanakan sejak 1950. Namun rencana tersebut baru direalisasikan pada tahun 1965 setelah dana terkumpul.
Pemilihan nama Naismith Trophy digunakan sebagai bentuk penghormatan kepada James Naismith. James Naismith merupakan sosok yang tercatat dalam sejarah sebagai penemu olahraga basket. Tim bola basket yang berhasil menjadi peraih pertama trofi Naismith adalah Uni Soviet pada Piala Dunia FIBA tahun 1967.
Bentuk Trofi Naismith
Bentuk trofi Naismith sendiri sudah mengalami perubahan sejak digunakan pertama kali pada tahun 1967. Berdasarkan riwayat sejarah, trofi ini sudah mengalami perubahan desain sebanyak dua kali. Perubahan desain trofi ini pertama dilakukan pada tahun 1998, dimana trofinya dibuat oleh Gunter Schoebel seorang perajin emas dari Jerman.
Trofi Naismith bikinan Schoebel berbentuk menyerupai bunga teratai yang diberi ukiran peta dunia. Dalam trofi tersebut juga terdapat hiasan berupa lima batu dengan jenis berbeda yang menjadi simbol dari benua-benua yang ada di dunia.
Perubahan desain trofi Naismith yang kedua kalinya dilakukan pada tahun 2019. Desain terbaru trofi ini menonjolkan bahan emas pada hampir seluruh bagian trofinya. Selain itu, tinggi trofinya pun bertambah menjadi 60 cm, yang mana lebih tinggi 13 cm dari desain sebelumnya. Dalam bentuk terbaru trofi ini juga ada ukiran daftar negara-negara peraih juara Piala Dunia Bola Basket.
Trofi Naismith bentuk baru didesain oleh Radiant. Sementara pembuatan trofinya dikerjakan oleh Thomas Lyte seorang perajin perak.
BACA JUGA:
Even FIBA di Indonesia
Even kejuaraan bola basket internasional FIBA World Cup 2023 bakal digelar di tiga negara, yaitu Jepang, Indonesia, dan Filipina. Kompetisi basket bergengsi ini bakal digelar mulai dari 25 Agustus hingga 10 September 2023.
Untuk pertandingan FIBA yang dilaksanakan di Indonesia bakal berlangsung dari 26 Agustus hingga 3 September 2023. Pertandingan bakal diselengggarakan di Indoensai Arena, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta.
Demikianlah sejarah trofi Naismith yang menjadi piala bergengsi bagi para pebasket internasional. Menjadi kebanggaan tersendiri bahwa Indonesia terpilih menjadi tuan rumah FIBA World Cup 2023.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI . Kamu menghadirkan terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.