Bagikan:

JAKARTA - Penjaga gawang Iran, Alireza Beiranvand, mengalami insiden mengerikan saat timnya bertemu Inggris di laga pertama Grup B Piala Dunia 2022, Senin, 21 November malam WIB. Kondisi itu membuat sang pelatih, Carlos Queiroz cemas.

Dalam laga yang berlangsung di Stadion Internasional Khalifa, Alireza terpaksa ditarik keluar ketika laga berjalan 20 menit. Ia ambruk di depan mistar dengan keadaan hidung berdarah.

Kondisi itu disebabkan tabrakan dengan rekannya sendiri, Majid Hosseini, saat hendak menghalau bola yang dilepaskan Harry Kane. Queiroz menyebut Alireza alami patah hidung, tapi ada kemungkinan lebih parah dari itu.

Queiroz merasa cemas kalau sang pemain bakal mengalami gegar otak. Ini karena pendarahan di hidung yang terus terjadi pasca insiden.

“Menurut informasi medis saya dan juga wasit, mereka tidak dapat menghentikan pendarahan pemain. Itu ada hubungannya dengan hidungnya yang patah," ujar Queiroz pasca laga dikutip dari UK Daily pada Selasa, 22 November. 

Ketika insiden terjadi, Alireza tak langsung ditarik keluar dan diganti penjaga gawang lain. Ia justru berada di lapangan selama kurang dari sepuluh menit untuk mendapat penanganan darurat.

Padahal situasi ini mestinya mendapat penanganan medis secara serius. 

"Saat kembali ingin bermain, pendarahan berhenti sehingga kami pikir dia bisa melanjutkan. Tapi kami memiliki beberapa indikasi bahwa kemungkinan gegar otak. Dia mengalami gegar otak parah dan saat ini sedang dalam perjalanan ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut," tutur sang pelatih.

"Ketika terjadi keterlambatan (menariknya keluar). Itu memunculkan keraguan antara hidung yang patah dan gegar otak," lanjutnya cemas.

Seperti diketahui, staf medis menghabiskan lebih dari 10 menit untuk memeriksa Beiranvand pasca insiden. Sang penjaga gawang tampak kesakitan namun ingin tetap berada di lapangan. 

Sempat sekitar satu menit bertahan, dia akhirnya menyerah. Dia kemudiab memberi isyarat ke bangku cadangan dan meminta segera diganti.