JAKARTA - Turbulensi hebat melanda pesawat Singapore Airlines menyebabkan satu tewas dan 80 orang luka-luka. Salah satu korban yang dilanda ketakutan sempat mengirimkan pesan kepada sang ibu di tengah insiden tersebut.
Josh Barker, sempat mengirimkan pesan kepada keluarga sekaligus ibunya, Allison, ketika pesawat jenis Boeing 777-300ER itu merada di ketinggian 6.000 kaki mengalami turbulensi hebat.
"Saya tidak ingin menakut-nakuti, saya sedang dalam penerbangan gila. Pesawat melakukan pendaratan darurat… Saya mencintai kalian semua," bunyi pesan Josh berdasarkan penuturan Allison, dikutip dari BBC, Rabu 22 Mei.
Allison mengaku setelah pesan itu rasa khawatir berkecambuk. Setelah berjam-jam menunggu kabar yang menurutnya menyiksa, akhirnya Allison berhasil komunikasi dengan Josh.
Josh mengalami luka ringan meninggalkan Singapore Airlines sementara satu penumpang, Geoffrey Ralph Kitchen yang berusia 73 tahun, meninggal karena serangan jantung saat turbulensi terjadi.
"Mengerikan. Saya tidak tahu apa yang sedang terjadi. Kami tidak tahu apakah dia (Josh) selamat, itu sangat menegangkan. Itu adalah dua jam terpanjang dalam hidup saya," kata Allison.
BACA JUGA:
Pesawat dengan penerbangan SQ321 tersebut mengangkut 221 penumpang dan 18 awak lepas landas dari London setelah jam 10 malam pada Senin 20 Mei waktu setempat.
Penerbangan menuju Singapura itu tidak berjalan mulus. Pesawat mengalami turbulensi hebat ketika para penumpang sedang menikmati sarapan, sekitar 11 jam dari 13 jam penerbangan ke Singapura.
Buntut insiden itu pendaratan maskapai Singapore Airlines ini dialihkan ke Bandara Internasional Suvarnabhumi di Bangkok sesaat sebelum pukul 16.00 waktu setempat.
Sebanyak 13 mobil ambulans kemudian bergegas menuju lokasi pendaratan pesawat itu.
Puluhan penumpang sempat dilarikan ke rumah sakit. Namun, para korban yang sehat melanjutkan perjalanan ke Bandara Changi di Singapura tadi malam.