JAKARTA — Tim Gabungan Independen Pencari Faktar (TGIPF) mengungkapkan Tragedi Kanjuruhan Malang bisa terjadi lantaran PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi liga di Indonesia lebih memprioritaskan faktor bisnis.
Ini tertulis dalam poin a pada bagian kesimpulan terkait LIB yang disampaikan TGIPF kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Jumat siang WIB.
"Tidak mempertimbangkan faktor risik (high risk match) dalam menentukan jadwal pertandingan dan lebih memprioritaskan faktor
keuntungan dari komersial (orientasi bisnis) dari jam penayangan di media," demikian bunyi laporan itu.
Jadwal pertandingan Arema FC dan Persebaya Surabaya pada 1 Oktober lalu masih menjadi salah satu faktor penyebab jatuhnya 132 korban jiwa di Stadion Kanjuruhan.
Pasca kejadian, terungkap fakta bahwa laga itu sebenarnya sudah mendapat rekomendasi dari pihak keamanan agar digelar sore hari. Rekomendasi ini mempertimbangkan risiko dan tensi laga tersebut.
Meski demikian, pertandingan itu tetap digelar malam hari yang justru menyulitkan proses evakuasi andai terjadi kerusuhan. Sampai saat ini PT LIB dan pihak penyiar pun masih terus melempar tanggung jawab.
Selain dianggap lebih mementingkan bisnis, PT LIB juga dinilai alpa dalam beberapa hal lain sehingga ratusan nyawa harus melayang.
"Tidak mempertimbangkan track record/ reputasi, dan kompetensi terkait kualitas petugas, ketua panitia pelaksana (pernah mendapatkan sanksi hukuman dari PSSI)," tambah TGIPF.
BACA JUGA:
Kemudian, kelalaian PT LIB selanjutnya adalah saat menunjuk security officer tidak melakukan pengecekan kompetensi (pembekalan hanya dilakukan melalui video conference zoom meeting selama 2 jam, dan sertifikasi diberikan karena adanya kebutuhan penyelidikan yang bersangkutan pada tanggal 3 Oktober 2022).
Adapun dua poin lainnya adalah personil yang bertugas untuk melakukan supervisi di lapangan tidak maksimal dalam melakukan tugasnya serta tidak adanya kehadiran unsur pimpinan PT LIB menjelang pertandingan hingga pertandingan berakhir.
Dari temuan itu, TGIPF merekomendasikan tujuh poin penting yang harus diperbaiki ke delap oleh LIB. PSSI juga mendapat 12 poin rekomendasi, termasuk agar Ketua Umum Mochamad Iriawan dan jajaran mundur dari jabatan.