JAKARTA - Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) tak menjatuhkan sanksi kepada Indonesia buntut dari tragedi di Kanjuruhan Malang, 1 Oktober lalu. FIFA justru memberikan bantuan kepada Indonesia untuk memperbaiki tata kelola sepak bola nasional.
"Kebaikan hati" FIFA ini dinilai banyak pihak berkat campur tangan Menteri BUMN, Erick Thohir. Lobi-lobi yang dilakukannya berhasil menahan FIFA mengeluarkan sanksi berat kepada Indonesia.
Erick kabarnya memiliki hubungan yang dekat dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino. Bahkan, hubungan baik keduanya sudah terjalin sejak lama, yakni ketika Erick masih menjabat sebagai Presiden Inter Milan pada 2015.
Ternyata, kedekatan mereka tak lepas juga dari status Infantino yang seorang Internista, pendukung setia dari Inter.
"Ketika itu, Gianni menjadi Sekjen UEFA, sehingga kami sering bertemu. Apalagi dia orang Italia dan juga seorang Interisti, jadi dengan posisi saya di Internazionale FC, kami cepat akrab," kata Erick dalam keterangan tertulis, seperti dikutip via Antara.
Dia kemudian mengungkapkan, pernah melakukan hal yang sama pada tahun 2015. Ketika itu, dia memanfaatkan kedekatannya dengan Infantino untuk melobi FIFA agar membebaskan sepak bola dari sanksi.
Seperti diketahui, ketika itu sepak bola Indonesia terkena sanksi FIFA akibat kisruh antara pemerintah, dalam hal ini eks Menpora Imam Nahrawi, dengan PSSI yang kala itu dipimpin La Nyala Matalitti.
Kala itu, Erick Thohir mendapat amanah dari Presiden Joko Widodo untuk membantu berkomunikasi dengan FIFA agar sanksi tersebut dicabut.
"Ketika itu, saya bukan siapa-siapa. Jadi kaget juga ketika Bapak Presiden meminta saya untuk mengurus sanksi itu. Akhirnya, karena saya kenal baik dengan Gianni, melalui dia, saya bisa membuka jalur ke FIFA dan menyampaikan amanah presiden, sehingga sanksi dicabut pada 2016 dan hanya berjalan setahun," ujar Erick menambahkan.
Berkat relasi kuat lewat bahasa sepak bola itu pula, untuk kedua kalinya Erick mengaku kembali meminta bantuan ke Gianni.
Menteri BUMN ini kemudian menceritakan bagaimana akhirnya bisa bertemu Presiden FIFA di Doha pada 5 Oktober lalu. Kala itu, dia menjalani kunjungan kerja di Eropa.
"Awalnya, bertemu perwakilan FIFA, meski saya sudah berkomunikasi dengan Presiden Gianni. Apalagi, sebelumnya Presiden Gianni juga sudah kontak dengan presiden kita," cerita Erick Thohir.
"Akhirnya saya terbang ke Doha untuk berjumpa dengan Gianni. Saat pertama bertemu, masing-masing susah bicara. Kami orang bola, Kami punya perasaan yang sama atas kejadian itu," lanjutnya.